Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Gibran Hilang 6 Hari di Gunung Guntur hingga Alami Hal Mistis, Kejadian Serupa Timpa Afrizal Pada Juli 2020

Kompas.com - 26/09/2021, 12:32 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Kasus hilangnya pendaki remaja bernama Gibran (14) di Gunung Guntur, Kabupaten Garut pada Minggu (19/9/2021) ternyata mirip dengan kisah hilangnya remaja lain bernama Afrizal (16) pada Juli 2020 lalu.

Bedanya, Gibran ditemukan setelah lima hari bertahan hidup sendirian di hutan pada Jumat (24/9/2021). Sedangkan Afrizal ditemukan 31 jam kemudian setelah hilang pada Jumat 7 Juli 2020.

Baca juga: Cerita Gibran Hilang 5 Hari di Gunung Guntur, Tak Pernah Rasakan Malam

Berikut sejumlah kesamaan dalam kasus hilangnya dua remaja di Gunung Guntur, Kabupaten Garut:

1. Sama-sama hilang di Pos 3 

Gibran bersama 13 temannya mendaki Gunung Guntur pada Sabtu (18/9/2021) dan tiba di Pos 3 Gunung Guntur, sebelum kemudian hilang. 

Afrizal mendaki Gunung Guntur bersama tiga temannya dan sempat beristirahat di Pos 3 pendakian Gunung Guntur sebelum kemudian hilang. 

Baca juga cerita Afrizal hilang di Gunung Guntur: Pendaki Hilang Misterius di Gunung Guntur, Malam Tidur di Tenda, Pagi Ditemukan Telanjang dan Lemas Dekat Mata Air

2. Sama-sama hilang di tenda

Di Pos 3, Afrizalal bersama temannya mendirikan tenda dan bermalam di sana dan tidur sekira pukul 02.00. Sekira pukul 05.00, Afrizal tidak berada di tenda dan hilang.

Gibran juga alami hal yang sama. Sekira pukul 17.30, rombongan tiba di Pos 3 dan bermalam untuk ke esokan harinya kembali melakukan pendakian ke Puncak Gunung Guntur.

Baca juga: Cerita Entis, Penjaga Parkir yang Temukan Pendaki Hilang di Gunung Guntur: Korban Tak Tahu Kenapa Ada di Situ

Namun, kata Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah, Gibran bersama kedua teman perempuannya lebih memilih berada di Pos 3 Gunung Guntur dan tidak ikut rombongan ke puncak Gunung Guntur.

"Gibran bersama kedua teman perempuannya berada di tenda yang berbeda. Kemudian ketika teman-temannya telah kembali dari puncak, Gibran sudah tidak ada di tenda. Teman korban langsung melakukan pencarian, namun tidak membuahkan hasil," ujar Deden Ridwansyah, seperti dikutip dari Tribun Jabar.

Baca juga: Cerita Gibran Tolak Makanan Pemberian 3 Wanita Berpakaian Putih Saat Tersesat di Gunung Guntur

 

3. Sama-sama ditemukan di dekat Sumber Air dan pencariannya sama-sama libatkan Kuncen

Gunung GunturArsip Goat Run Trail Running Series Gunung Guntur
Gibran ditemukan di dekat Curug Cikole Gunung Guntur dalam keadaan linglung. Saat itu, kuncen Gunung Guntur, Ade Leji (56) sempat tawasul di Curug Cikole kemudian menancapkan paku bumi. Setelah itu, Gibran mulai ditemukan.

"Saya tepuk pundaknya. Gibran, kata saya, dia kemudian sadar. Langsung saya beri makan dan saya tanya-tanya, dia bilang kok saya ada di sini," ungkapnya.

Baca juga: 6 Hari Menghilang di Gunung Guntur, Bagaimana Ghibran Bertahan Hidup?

Sedangkan Afrizal, ditemukan Entis Sutisna di sekitar Curug Cikole. Afrizal ditemukan di dekat batu besar dalam keadaan nyaris telanjang, hanya menggunakan celana dalam.

Di dekat tempat korban ditemukan, Entis beristirahat karena kelelahan. Saat itu, Entis pun berdoa agar korban ditemukan.

"Setelah itu saya teriak-teriak panggil nama korban, alhamdulillah ada jawaban," kata Entis.

"Kata korban, dia tidak tahu kenapa bisa sampai ada di situ. Dia hanya ingat sedang tidur dalam tenda sama temannya," lanjut Entis.

Baca juga: Ditinggal Mendaki ke Puncak, Seorang Remaja Hilang di Gunung Guntur

 

4. Sama-sama alami hal mistis

Setelah ditemukan, Gibran mengaku mengalami berbagai hal mistis selama enam hari bertahan hidup sendirian di Gunung Guntur.

"Tiba-tiba bangun ada di sungai, sungainya warna kuning, airnya jernih," ujar Muhammad Gibran Arrasyid kepada Tribunjabar.id di Puskesmas Tarogong, Jumat (24/9/2021).

Gibran juga menceritakan bahwa selama enam hari hilang dirinya tidak merasakan adanya malam hari. Ia merasakan kondisi terang seperti siang hari.

"Enggak ada malam, siang hari terang," ungkap Gibran. 

Baca juga: Pengakuan Pendaki yang Sempat Hilang di Gunung Guntur: Bisa Lihat Orang Lain tapi...

Gibran mengaku ada sosok mistis yang menyuguhkan makanan namun ia tidak memakannya dan memilih untuk minum air sungai.

Sosok mistis tersebut menurutnya berjumlah lima orang dengan pakaian yang serba putih.

"Ditawarin nasi sama ada ikan, orangnya putih, perempuan tiga, laki-laki dua," ungkapnya.

Selain itu, Gibran juga bisa melihat saat tim SAR mencarinya namun Gibran tidak bisa memanggilnya.

Baca juga: Sebelum Hilang Misterius, Pendaki di Gunung Guntur Sempat Begadang hingga Jam 2 Pagi

Hal yang sama dialami oleh Afrizal. Selain linglung, remaja itu juga ditemukan dalam kondisi hampir telanjang.

"Kata korban, dia tidak tahu kenapa bisa sampai ada di situ, dia hanya ingat sedang tidur dalam tenda sama temannya," kata Entis Sutisna.

Korban Afrizal juga mengaku melihat orang lain, tetapi tidak bisa berkomunikasi dengan mereka.

 

Tiga pantangan pendakian di Gunung Guntur menurut Kuncen

Ade Loji (55) kuncen Gunung Guntur sebut ada tiga pantangan yang tidak boleh dilanggar para pendaki Gunung Guntur.

"Tidak boleh bersiul, tidak boleh memainkan suling dan tidak boleh menanyakan jalan," ujarnya kepadaTribunjabar.id, Sabtu (25/9/2021).

Ade menjelaskan selain pantangan tersebut terdapat tempat yang tidak boleh didatangi pendaki yakni Curug Sawer.

"Bahaya tebingnya beratus meter, penunggunya juga ganas, namanya Mbah Derwak," ucapnya.

Ade Leji merupakan orang yang pertama kali menemukan Muhammad Gibran Arrasyid, pendaki hilang di Gunung Guntur selama enam hari.

Menurut pengakuannya, Gibran ditemukan di Curug Cikoneng.

"Sudah tiga kali ada yang hilang di Guntur, tapi alhamdulillah semua atas kehendak Allah mereka bisa ditemukan selamat," ucapnya. 

Syarat ketat mendaki Gunung Guntur karena berstatus Cagar Alam

Gunung Guntur tetap menjadi bagian dari Cagar Alam Kamojang hingga saat ini. Karena statusnya cagar alam, maka tidak bisa semua orang bebas masuk ke area ini.

Sejak tahun 1979, Gunung Guntur sudah ditetapkan statusnya menjadi cagar alam oleh Kementerian Pertanian dengan SK 170/KptsUm/3/1979.

Lalu, pada tahun 1990, diadakan perluasan cagar alam dengan SK 110/Kpts-II/1990.

Terakhir, pada tahun 1994, penetapan ini diperbaharui lagi oleh Kementerian Kehutanan dengan SK 433/Kpts-II/1994.

Seharusnya, cagar alam hanya bisa diakses untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam, penyerapan dan/atau penyimpanan karbon dan pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sempat Hilang di Gunung Guntur, 4 Hal Sama Dialami Gibran dan Afrizal saat Bertahan Hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gas Melon di Lampung Langka, Mendag Zulhas Klaim Cuma Masalah Distribusi

Gas Melon di Lampung Langka, Mendag Zulhas Klaim Cuma Masalah Distribusi

Regional
Jelang Idul Adha, Mendag Zulhas Bagi-bagi 2 Ton Beras di Lampung

Jelang Idul Adha, Mendag Zulhas Bagi-bagi 2 Ton Beras di Lampung

Regional
Raih Penghargaan Tingkat ASEAN, Kang DS: Bukti Nyata Kerja Ikhlas

Raih Penghargaan Tingkat ASEAN, Kang DS: Bukti Nyata Kerja Ikhlas

Regional
Di Balik Dugaan Ancaman Hakim di Padang ke Advokat LBH, Berawal dari Lontaran Seksis Saat Sidang

Di Balik Dugaan Ancaman Hakim di Padang ke Advokat LBH, Berawal dari Lontaran Seksis Saat Sidang

Regional
Sempat Diremehkan, Kini Alim Disabilitas Semarang Sukses Bisnis Hewan Kurban

Sempat Diremehkan, Kini Alim Disabilitas Semarang Sukses Bisnis Hewan Kurban

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Harga Barang Lokal di Perbatasan RI–Malaysia Stabil, Harga Barang Malaysia Naik Jelang Idul Adha

Harga Barang Lokal di Perbatasan RI–Malaysia Stabil, Harga Barang Malaysia Naik Jelang Idul Adha

Regional
Majelis Tafsir Al Quran Magelang Gelar Shalat Idul Adha Pagi Ini, Acuannya Wukuf di Arafah

Majelis Tafsir Al Quran Magelang Gelar Shalat Idul Adha Pagi Ini, Acuannya Wukuf di Arafah

Regional
Polisi Amankan 43 Karung Pakaian Bekas yang Diselundupkan dari Timor Leste

Polisi Amankan 43 Karung Pakaian Bekas yang Diselundupkan dari Timor Leste

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 16 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Kecewanya Ibu Kristianie, Anaknya Mendadak Dicoret dari Seleksi Paskibraka Nasional meski Raih Nilai Tertinggi

Kecewanya Ibu Kristianie, Anaknya Mendadak Dicoret dari Seleksi Paskibraka Nasional meski Raih Nilai Tertinggi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com