Namun Sukarman berharap, peternak segera mendapatkan kejelasan skema penyediaan jagung sebanyak 30.000 ton dengan harga Rp 4.500 per kilogram itu.
Menurutnya, kejelasan itu akan memberikan dampak yang lebih kuat pada stabilitas harga jagung di pasaran pada level harga yang terjangkau bagi peternak.
"Karena meski kami dapat harga jagung yang wajar melalui bantuan pemerintah ini, tapi harga telur juga tertekan. Sekarang hanya Rp 13.500 per kilogram di kandang," ujarnya.
Baca juga: Jokowi Tepati Janji, 90 Ton Jagung Seharga Rp 4.500 Per Kilogram Tiba di Blitar
Pendapat serupa disampaikan peternak yang lain, Yesi Yuni yang merupakan salah satu peternak perempuan yang ikut menagih janji Jokowi ke rumah Suroto, akhir pekan lalu.
Menurut Yesi, yang terpenting dari realisasi janji Jokowi adalah dampaknya pada harga jagung di pasaran.
"Bagi kami yang terpenting itu efek dominonya ini ke pasar," ujar peternak yang juga pengurus Koperasi PUTERA itu.
Harga jagung hari ini, kata Yesi, bahkan sudah mulai turun ke level Rp 5.300 per kilogram.
"Di sini, di sekitar saya bahkan ada yang bisa dapat Rp 5.300 per kilogram," ujar peternak dari Kecamatan Talun itu.
Baca juga: Kementan dan Kemendag Beda Pendapat soal Penyebab Kenaikan Harga Jagung
Harga jagung menjadi perhatian Presiden Jokowi setelah insiden peternak bernama Suroto membentangkan poster ke arahnya saat berkunjung ke Kota Blitar pada 7 September lalu.
Suroto membentangkan poster bertuliskan "Pak Jokowi Tolong Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar. Telur Murah".
Akibat aksinya, Suroto digelandang ke Kantor Polres Blitar untuk diperiksa. Sepekan kemudian, Suroto bersama Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Rofi Asifun dan Sukarman diundang Jokowi ke Istana Kepresidenan Rabu (15/9/2021).
Mereka mewakili peternak ayam petelur Blitar dengan kepemilikan ayam di bawah 20.000 ekor yang dikategorikan sebagai peternak kecil atau peternak rakyat.
Baca juga: BPCB Jatim Survei Ekskavasi Struktur Bata Kuno di Belakang Rumah Sakit Kota Blitar