Lalu, 11 buku tabungan milik delapan orang nasabah, 17 lembar daftar harian teller, print out 10 rekening koran, dan kartu ATM bank BUMN atas nama Edrian Nofrialdi.
Baca juga: Curi Uang 8 Nasabahnya hingga Rp 1,2 M, Seorang Teller Bank BUMN Ditangkap Polisi
Ai Trisnawati, guru honorer di Pandeglang menangis saat pengumuman pengangkatan peserta lolos Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) keluar pada 2019.
Tidak ada namanya dalam daftar tersebut, padahal dirinya lolos seleksi dengan nilai di atas passing grade atau ambang batas minimal.
Ai tidak sendiri, ada 541 tenaga honorer lainnya yang bernasib serupa.
Dari total 621 peserta yang lolos, hanya 80 yang diangkat dan mendapat Surat Keputusan (SK) PPPK Kabupaten Pandeglang.
"Kuotanya hanya 80, diambil dari peringkat tertinggi, saya lolos dengan nilai 116, passing grade saat itu 85," cerita Ai kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (21/9/2021).
Ai mengatakan, seleksi pada 2019 adalah kali pertama dia mengikuti PPPK.
Ia pernah beberapa kali mengikuti seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS), namun tidak pernah lolos. Usianya sendiri saat ini sudah 47 tahun.
Baca juga: Tangis Guru Honorer SD di Pandeglang Pecah, 18 Tahun Mengabdi, Lolos Seleksi PPPK, tapi Tak Dapat SK
Namun ia hanya mengambil 5 ton. Sementara sisianya 15 ton akan ia bagikan secara gratis ke peternak ayam lainnya.
Namun dia mengaku, hanya akan membagikan ke peternak kecil yang populasi ayamnya hampir habis akibat hantaman kondisi sulit ini.
"Sisanya akan saya bagi ke peternak di sekitar saya, barang satu dua karung. Istilah orang Jawa bagi-bagi berkatlah," tutur dia.
Pembagian tersebut akan dikoordinasikan dengan kepala desa setempat.
Baca juga: Dikirimi Presiden Jokowi Jagung 20 Ton, Suroto Hanya Ambil 5 Ton
Di depan rumah duka disediakan seekor kuda hitam yang dipercaya untuk penunjuk jalan menuju ke tempat penguburan.
Setelah dekat dari liang lahad, jenazah rambu akan diangkat dari peti dan dengan dibungkus kain sarung motif khas Sumba, jenazah Rambu akan diikat dengan kain khusus yang disebuta tiara kaha.
Ada 47 kain sarung yang digunakan untuk membungkus jenazah. Kain tersebut adalah kain yang dibawakan keluarga saat melayat pada tiga hari pertama setelah Rambu meninggal.
Baca juga: Melihat Upacara Kematian Kepercayaan Marapu di Sumba: Jenazah Dikubur dengan Posisi Duduk (1)
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Idon Tanjung, Acep Nazmudin, Ignasius Sara | Editor : Michael Hangga Wismabrata, I Kadek Wira Aditya, Aprillia Ika, Pythag Kurniati, Priska Sari Pratiwi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.