KOMPAS.com - Paiman, warga Sidorejo, Kelurahan Beku, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah, mendadak jadi miliarder.
Ia menerima uang Rp 6 miliar sebagai ganti untung proyek Tol Solo-Yogyakarta.
Kakek berusia 67 tahun ini menceritakan, setelah mendapatkan uang tersebut pada 16 September 2021, dia kerap didatangi sales kendaraan maupun asuransi.
"Setelah terima uang itu ada sales yang datang ke rumah. Tapi saya tidak tahu ya tidak saya layani. Sehari itu ada kalau enam orang," ujarnya, Senin (20/9/2021).
Baca juga: Cerita Paiman, Penerima Ganti Untung Proyek Tol Solo-Yogyakarta Rp 6 Miliar
Uang itu didapat Paiman sebagai pengganti sekitar 4.000 meter persegi lahan sawah dan 1.000 meter persegi bangunan rumah miliknya yang terdampak pembangunan tol.
Mengenai berdatangannya sales di daerahnya, Kepala Desa Beku Alex Bambang Wijanarko membenarkan hal tersebut.
"Tapi tidak kita perbolehkan mendekat ke lokasi. Kalau ada yang datang ke warga sendiri, itu tidak ada pemberitahuan ke kelurahan," ucapnya.
Baca juga: Terima Rp 6 M dari Ganti Untung Proyek Tol Solo-Yogyakarta, Paiman Tak Bisa Beli Sawah, Kok Bisa?
Alex menuturkan, ia belum mendapat laporan soal penerima ganti untung yang membelanjakan uangnya untuk hal konsumtif.
Menurutnya, warga sudah lebih bijaksana dalam menggunakan uang ganti untung.
Baca juga: Warga Sleman Penerima Ganti Rugi Tol Yogya-Bawen Pilih Beli Vila ketimbang Mobil
Uang tersebut dipakai warga untuk membeli kebutuhan yang lebih penting, seperti rumah atau lahan sawah.
"Sebagian besar untuk membeli tanah lagi. Kalau untuk ramai-ramai beli mobil atau kendaraan roda dua belum terlihat," ungkapnya.
Alex menerangkan, ada 69 bidang tanah di Desa Beku yang terdampak proyek pembangunan Tol Solo-Yogyakarta.
Rinciannya adalah 20 bidang kas desa dan sisanya lahan milik warga. Sejumlah 20 bidang tanah kas desa ini meliputi bengkok dan tiga tempat pemakaman.
"Penerimaan ganti rugi baru tahap pertama itu 40 orang. Kemarin yang tidak hadir dua karena meninggal dunia. Jadi baru 38 orang yang menerima ganti rugi," jelasnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Dony Aprian)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.