Dikonfirmasi Kompas.com, salah satu dari kelompok perempuan peternak ayam yang bernama Yesi Yuni menjelaskan maksud kedatangan mereka ke rumah Suroto.
"Jadi ya intinya kami datang ke Pak Suroto yang sudah menjadi salah satu perwakilan peternak yang ikut rapat dengan Pak Jokowi untuk menanyakan kenapa harga jagung tidak kunjung turun," ujar Yesi, melalui sambungan telepon.
Menurut Yesi yang merupakan peternak asal Kecamatan Talun itu, kedatangan mereka juga bermaksud menanyakan janji bantuan jagung sebanyak 30.000 ton dari Jokowi kapan direalisasikan.
Yesi menolak jika dikatakan aksi kedatangan ke rumah Suroto tersebut merupakan rekayasa para peternak untuk kembali menekan pemerintah terkait mahalnya harga jagung.
Menurut Yesi, mereka merekam aksi itu untuk diunggah ke media sosial dengan harapan mendapat perhatian dari pemerintah pusat.
"Sudah lama harga jagung naik padahal ada Permendag. Jadi, seperti ada pembiaran. Situasi ini diperparah dengan turunnya harga telur," ujar dia.
Baca juga: Sembunyi Sepekan Takut Diamankan Lagi, Suroto Baru Keluar Rumah Setelah Dapat Undangan Jokowi
Yesi mengatakan, para peternak sudah bersiap untuk melakukan aksi unjuk rasa jika harga jagung tidak segera turun.
"Yang saya dengar teman-teman peternak sudah bersiap turun ke jalan, ke Jakarta. Bukan hanya peternak Blitar tapi dari daerah lain," ujar dia.
Dihubungi terpisah, Suroto membenarkan adanya sekelompok perempuan peternak ayam petelur yang datang ke rumahnya.
Kata Suroto, ibu-ibu peternak menanyakan kapan jagung yang dijanjikan Jokowi sebanyak 30.000 ton dengan harga Rp 4.500 per kilogram tersedia.
Suroto juga menampik jika dikatakan kedatangan perempuan peternak itu sebagai rekayasa dari kalangan peternak untuk kembali menekan pemerintah.
Dia juga mengaku tidak mengenal perempuan peternak ayam yang datang tersebut kecuali seseorang yang mengantarkan ke rumahnya.
"Lha kenapa nekan Pak Jokowi wong Pak Jokowi sudah mengatakan itu (bantuan jagung 30.000 ton)," ujar Suroto, kepada Kompas.com.