Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Nelayan Lihat Kapal Perang China di Natuna, Ini Penjelasan Pangkoarmada 1

Kompas.com - 16/09/2021, 19:56 WIB
Hadi Maulana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Sejumlah nelayan mengeluh dan menyatakan kekhawatiran mengenai keberadaan enam kapal perang China yang mondar-mandir di perairan Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).

Menanggapi hal tersebut, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) 1 Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah memberikan penjelasan kepada awak media, Kamis (16/9/2021­).

Arsyad mengatakan, nelayan Indonesia tidak perlu khawatir saat memancing dan berlayar di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia

"Di wilayah klaim ZEE ini, nelayan Indonesia boleh saja, karena ini merupakan hak berdaulat kita. Jadi, kita punya hak untuk melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi," ujar Arsyad dalam rekaman suara yang diterima Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Nelayan Ketakutan Lihat Kapal Perang China Mondar-mandir di Laut Natuna

Sementara itu, terkait keberadaan kapal asing di sekitar Natuna, menurut Arsyad, hal itu adalah sesuatu yang wajar dan biasa terjadi.

Kapal asing yang sekadar melintas disebut dengan lintas damai.

"Untuk melaksanakan lintas damai, semua negara punya hak di sini. Jadi bisa saja nanti di sini kita menjumpai ada kapal perang asing, ada kapal pemerintah asing, ya itu sah-sah saja, selama dia melaksanakan lintas damai," kata Arsyad.

Bahkan, menurut Arsyad, tidak masalah sekalipun kapal asing melintas di landas kontinen.

Menurut dia, yang terpenting kapal-kapal asing itu tidak masuk tanpa izin ke dalam batas teritorial 12 mil dari garis pantai.

"Sampai sejauh ini, kapal perang asing Amerika, China, kita selalu deteksi. Namun dia hanya melintas. Jadi melintasi landas kontinen, ada yang menuju Singapura, atau dari Singapura menuju timur laut, dan dalam semigggu kadang ada, kadang tidak ada. Ini merupakan perairan internasional," ujar Arsyad.

Baca juga: TNI AL Tak Toleransi Pelanggaran Kapal Perang China di Laut Natuna Utara

Kesaksian nelayan Natuna

Sebelumnya, Ketua Aliansi Nelayan Natuna Hendri mengatakan bahwa ada enam kapal China di Laut Natuna.

Bahkan, menurut Hendri, hal tersebut dibuktikan dengan rekaman video yang diambil oleh nelayan saat berpapasan dengan kapal China pada koordinat 6.17237 lintang utara dan 109.01578 bujur timur.

“Dalam video itu terlihat enam kapal China berada di ZEE Indonesia,” kata Hendri.

Baca juga: Kapal Perang China di Laut Natuna Utara, Ketua DPR: Pemerintah Tidak Bisa Berdiam Diri

Hendri mengatakan, kapal yang paling jelas terekam di video nelayan Natuna, yakni kapal China Destroyer Kunming-172.

“Gara-gara ini, nelayan Natuna merasa ketakutan dan cemas, karena bisa saja hal-hal yang tidak diinginkan bisa terjadi,” kata Hendri.

Hendri berharap agar ada perhatian keamanan dari pemerintah, karena keberadaan kapal-kapal China di Laut Natuna membuat situasi menjadi tidak aman.

“Yang jelas, aktivitas penangkapan ikan menjadi tidak nyaman dan tidak aman,” kata Hendri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Regional
Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Regional
Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Regional
Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Regional
Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Regional
Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Regional
3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi 'Online' di Warung Kopi

3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi "Online" di Warung Kopi

Regional
Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Regional
Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Regional
Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com