KENDAL, KOMPAS.com-Peternak ayam di Kabupaten Kendal Jawa Tengah mengeluhkan rendahnya harga telur dan tingginya pakan ayam.
Menurut Ketua Paguyuban Peternak Ayam Kabupaten Kendal Suwardi, akibat dari rendahnya harga telur dan tingginya pakan ayam, banyak peternak yang bangkrut.
Banyak peternak ayam yang terpaksa harus mengurangi jumlah ayam ternaknya, utang ke bank, dan menjual aset berharga.
“Ibaratnya, ayam sekarang makan sesama ayam, BPKB,sertifikat, tanah, bahkan sapi, dan kayu. Sebab belinya lewat uang gadai,” kata Suwardi, Kamis ( 16/09/2021).
Baca juga: Polisi Ternyata Bujuk Peternak Ayam Jangan Aksi Bentang Poster ke Jokowi, Mengapa?
Suwardi, menjelaskan, harga telur ayam terjun menjadi Rp 15.000-16.000 per kilogram. Sedang harga ransum pabrik 6.300-6.800 dan jagung 5.850-6.000 rupiah per kilogram.
“Peternak bisa bertahan bila harga telur ayam on farm Rp19.000-21.000 per kilogram, harga pakan ransum Rp 5.200-5.600 per kilogram, dan harga jagung Rp 4.500 per kilogram,” ujar Suwardi.
Suwardi berharap pemerintah bisa menyediakan pakan ternak dengan harga wajar, terutama produksi pabrikan serta memerhatikan ketercukupan jagung.
“Kami juga berharap, pemerintah bisa meningkatkan pergerakan pemuliaan ekonomi, agar serapan telur bisa meningkat, yaitu dengan kelonggaran PPKM,” tambah Suwardi.
Sama dengan Suwardi, peternak ayam dari Desa Krikil kecamatan Pageruyung Kendal, Darwati (60), mengaku resah akibat naiknya harga pakan ayam,terutama konsentrat yang mencapai Rp 8.500 per kilogram dan harga jagung Rp 5.800 per kilogram.
Darwati yang menjadi peternak ayam petelur sekitar 20 tahun mengaku baru tahun 2021 ini mengalami keresahan akibat naiknya harga pakan ayam.
“Sedangkan harga telur di kandang Rp 15.800 per kilogram, sehingga pendapatan dan pengeluaran tidak seimbang. Kami tiap hari mengalami kerugian Rp 200.000 per 1000 ayam,” ujar Darwati.
Darwati memohon kepada pemerintah supaya menentukan harga dasar telur Rp 20.000 per kilogram.
Sebab, apabila situasi tidak berubah sampai akhir bulan September, peternak ayam akan membuat aksi.
“Bila sampai akhir bulan ini keadaanya belum berubah, kelompok peternak ayam akan bersama-sama menghadap Bapak Bupati Kendal dengan membawa telur yang akan dibagikan kepada pengguna jalan di depan Alun-alun Kendal sebagai ungkapan kesedihan dan keprihatinan,” tambah Darwati.
Baca juga: Kami Tidak Hanya Mendukung Aksi Beliau, Kami Anggap Beliau Pahlawan bagi Peternak Ayam
Sementara itu, Sekretaris Dinas Peternakan dan Pangan Kendal Pandu Rapriat Rogojati mengatakan, harga telur setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Pada bulan - bulan tertentu mengalami penurunan, sesuai hukum ekonomi. Saat stok banyak, permintaan menurun, harga cenderung turun.
“Pada saat harga telur mengalami penurunan sampai di bawah harga BEP, dikarenakan pada bulan Muharam atau bulan Sura jarang orang punya kerja sehingga permintaan turun drastis, diperparah ada kebijakan PPKM,” ujar Darwati.
Sampai hari ini sudah ada kenaikan harga telur. Harga di kandang dari harga awal Rp 15.600 per kilogram, sekarang mencapai Rp 16.800 mendekati harga BEP Rp 17.000 .
“Kepala Dinas sudah mengimbau kepada para karyawan, sudah melakukan aksi beli telur di peternak dengan harga Rp 17.000, sebanyak 250 kilogram untuk didistribusikan ke yayasan yatim piatu dan duafa, Mudah-mudahan merupakan wujud perhatian dari dinas untuk bisa meningkatkan harga yang saat ini sudah cenderung mengalami kenaikan,” jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.