Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Ahli soal Kawanan Hiu Tutul di Perairan Utara Lamongan

Kompas.com - 12/09/2021, 08:18 WIB
Hamzah Arfah,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

 

Sementara itu, Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Jawa Timur RM Wiwied Widodo tak menampik, hiu tutul yang terdampar di pantai Desa Paloh merupakan bagian dari kawanan yang terlihat di perairan utara Lamongan.

"Mamalia laut itu kan rata-rata hidupnya koloni. Kalau sendiri terdampar kan lepas dari koloni itu. Bisa karena usia tua atau menyimpang dari perilaku koloni, akhirnya hidup sendiri. Tapi bisa saja tertarik makanan yang ada di pinggir," kata Wiwied.

Wiwied membenarkan, peristiwa hiu tutul terdampar merupakan baru pertama kali terjadi di Lamongan. Namun, kejadian itu sempat beberapa kali terjadi di daerah lain.

Jika yang terdampar seekor hewan laut, bisa jadi terjadi karena beberapa faktor. Namun, jika dalam jumlah banyak, perlu penelitian lebih lanjut. Seperti fenomena terdamparnya puluhan paus yang terjadi di Pantai Desa Patereman, Kecamatan Modung, Bangkalan, pada Februari 2021.

"Kalau berbarengan, itu fenomena yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, contoh beberapa waktu lalu Paus yang ada di Madura. Itu satu koloni," tutur Wiwied.

Baca juga: Hiu Tutul Sepanjang 7 Meter Terdampar di Pantai Desa Paloh Lamongan, Sempat Jadi Tontonan Warga

Wiwied mengatakan, Paus dan kebanyakan mamalia laut termasuk hiu tutul, dilengkapi dengan sonar atau alat navigasi. Koloni akan bergerak mengikuti jalur sonar (navigasi track), butuh penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu penyebab hal itu berubah.

"Itu macam-macam penyebabnya, bisa seismik (gelombang tsunami), misalnya ada patahan di dasar laut yang menyebabkan sonar mereka berubah karena tekanan yang tinggi," kata dia.

"Bisa juga berubah karena kondisi alam yang tidak nyaman bagi mereka, atau bisa pula karena di jalur lama sumber makanan mulai berkurang sehingga mencari tempat baru," tambah Wiwied.

Namun, tak menutup kemungkinan kawanan mamalia laut itu berubah jalur karena kadar oksigen di atas perairan itu kurang bagus.

Sehingga, kawanan itu memutuskan mencari tempat baru yang dianggap memiliki kandungan oksigen lebih baik.

"Kalau mamalia laut kan ada fenomena mengambil oksigen ke atas. Ada indikasi kalau sampai keluar jalur, itu kan berarti sepanjang navigasi track udara itu bisa jadi kurang baik," kata Wiwied.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com