LAMONGAN, KOMPAS.com - Pegawai PT Dok Pantai Lamongan yang hendak menyandarkan kapal sempat menjumpai kawanan hiu tutul di perairan utara Lamongan.
Sejumlah hiu tutul itu terlihat memiliki ukuran yang berbeda. Kawanan hiu tutul itu berenang sekitar 500 meter hingga satu kilometer dari garis pantai Desa Kemantren, Kecamatan Paciran, Lamongan.
Baca juga: Profil dan Sejarah Kabupaten Lamongan
Ternyata, ada seekor hewan dengan nama Latin Rhincodon typus itu yang sempat terdampar di pinggir pantai. Hewan itu terdampar di pantai yang masuk wilayah Desa Paloh, Kecamatan Paciran.
"Kemarin sore, hanya satu ekor, panjangnya lebih kurang tujuh meter," kata salah seorang warga Desa Paloh, Zainul Maarif, saat dikonfirmasi, Jumat (10/9/2021).
Zainul yang juga Ketua Rukun Nelayan Desa Paloh itu mengatakan, hiu tutul itu terdampar di pantai sekitar tiga jam. Hiu itu sempat menjadi tontonan warga setempat.
Melihat kondisi hiu yang semakin lemah, sejumlah nelayan bergotong royong mengembalikan hewan itu ke laut.
"Melihat kondisinya semakin lemah, kami (para nelayan) kemudian mengambil inisiatif untuk menuntun hiu itu kembali ke tengah laut," ucap Zainul.
Sebelumnya, Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Surabaya, BBKSDA Jawa Timur Dodit Ari Guntoro mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadikan kawanan hiu tutul tersebut muncul di perairan utara Lamongan.
"Salah satu faktornya adalah peralihan musim yang memengaruhi temperatur air laut, menyebabkan hiu mencari makan dengan mengikuti perubahan temperatur air," kata Dodit saat dihubungi terpisah.
Baca juga: Lamongan Masuk PPKM Level 1, Bupati Izinkan Warga Gelar Hajatan
Tidak hanya perubahan temperatur air, lanjut Dodit, faktor lain yang dapat memengaruhi kawanan hiu tersebut hingga tampak mendekati bibir pantai juga bisa karena terganggunya sistem navigasi pada hiu tersebut.
"Bisa juga karena kesalahan navigasi, atau karena makanan, mencari plankton, serta unsur lainnya seperti usia ataupun mengikuti pemimpin kelompok. Karena kita tahu, hiu maupun paus itu kan memiliki cara berkomunikasi dan navigasi dengan pantulan suara," tutur Dodit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.