Apalagi, ia menggunakan dua pola penjualan, yakni penjualan langsung ke outlet dan penjualan secara daring dengan memanfaatkan berbagai macam lokapasar.
Tingginya permintaan itu membuat pria yang akrab dengan sapaan Pak Midi ini kewalahan hingga harus mengambil stok dari peternakan madu lainnya.
"Saya sampai kumpulkan madu dari peternak lainnya yang sama kualitasnya dengan milik saya," ungkap pemilik Griya Madu Mazz di lereng Gunung Kelud ini.
Untuk jenis madu yang dihasilkan cukup beragam, mulai dari varian rambutan, cokelat, kopi, hingga akasia carva.
Menurut Midi, tidak ada varian khusus yang sedang digandrungi. Semua varian madu sedang naik daun saat ini.
Baca juga: Cerita Pria di Kediri yang Menambal Jalan Berlubang, Pakai Dana Pribadi hingga Berkeliling Sendiri
Harga madu di rumah produksinya dibanderol kisaran Rp 200.000 per liter sampai yang termurah Rp 30.000 untuk ukuran 150 mililiter.
Peningkatan permintaan biasanya diikuti dengan kenaikan harga. Namun, Midi tak menaikkan harga madunya.
Alasannya sederhana, ada banyak masyarakat yang sedang membutuhkan saat ini.
"Biarlah punya saya tidak naik harganya. Ini saya anggap sedekah membantu orang-orang yang membutuhkan madu," jelas pria yang beternak lebah dengan cara digembalakan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.