Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Surabaya Luncurkan Layanan Berbasis Daring untuk Mudahkan Warga Mendapat Bansos

Kompas.com - 27/08/2021, 18:00 WIB
Ghinan Salman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya tengah meluncurkan aplikasi berbasis daring untuk memudahkan pelayanan terhadap masyarakat yang tidak mendapat bantuan dari pemerintah.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M. Fikser mengatakan,  aplikasi itu dibuat untuk menindaklanjuti keresahan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bahwa masih ada warganya yang tak tersentuh bantuan selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Saya Hanya Bisa Lihat Orang-orang Ambil Bantuan Beras dan Duit, Hati Saya Menangis

Salah satunya adalah Nenek Sumirah (89), lansia yang tinggal di Simo Jawar 1 nomor 150 RT.01 RW. 01, Kelurahan Simomulyo Baru, Kota Surabaya.

"Perintah Pak Wali Kota, bagaimana Kominfo membuat suatu aplikasi yang sederhana, yang gampang untuk mengusulkan dirinya sendiri atau orang lain, yang sampai saat ini belum mendapatkan bantuan," kata Fikser saat dikonfirmasi, Jumat (27/8/2021).

Melalui aplikasi itu, nantinya warga yang mengusulkan bantuan, akan dilakukan verifikasi oleh setiap kecamatan dan kelurahan setempat.

"Jadi, begitu (data/informasi), masuk 1x24 jam, camat dan lurah turun, akan melakukan verifikasi terhadap notifikasi yang masuk itu," ujar Fikser.

Baca juga: Setelah Sumirah, Kini Nenek Maisaroh yang Lumpuh Dapat Bantuan dari Pemkot Surabaya

Untuk melakukan verifikasi itu, tak semua yang terdaftar bisa dipastikan lolos dan menerima bantuan dari pemerintah kota.

Sebab, petugas dari kecamatan maupun kelurahan harus mengroscek lebih lanjut perihal data yang telah diinput dalam sistem.

 

Sesuai dengan UU Nomor 13 tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin, pembaruan data menjadi kewenangan pemerintah daerah.

Maka dari itu, ada sejumlah indikator yang dapat menentukan pemohon atau warga yang mengajukan bantuan bisa menerima bantuan atau tidak.

"Pantas atau tidak mendapatkan bantuan, baik dari pemkot atau kemensos, nanti dilihat apakah sudah memenuhi kriteria atau tidak," tutur Fikser.

Baca juga: Soal Nenek Sumirah yang Tak Tersentuh Bantuan Selama Pandemi, Eri Cahyadi: Saya yang Salah

Jika dalam proses verifikasi ini ternyata orang yang telah didaftarkan atau mendaftarkan dirinya sendiri harus mendapatkan bantuan lebih, seperti bantuan dari Pemkot Surabaya dan kementerian, maka pemohon tetap akan dikroscek lebih detail oleh petugas maupun relawan di lapangan.

"Kan ada 11 indikator, nah kalau pantas menerima bantuan (tidak hanya dari pemerintah kota), itu mereka tetap akan dibantu untuk mendapat bantuan," kata Fikser.

"Tetapi yang ini (melalui aplikasi), kalau ada bantuan dari Pemkot Surabaya, langsung dibantu supaya tidak ada kejadian seperti Nenek Sumirah yang sempat muncul di media, jangan lagi terjadi di Surabaya. Ini adalah salah satu kegelisahan Wali Kota Surabaya," tutur Fikser.

Baca juga: Bantuan untuk Nenek Sumirah Terus Mengalir, Bulog Berikan Modal Usaha

Untuk memudahkan warga mengakses layanan tersebut, Fikser memastikan warga pengguna layanan tersebut tak perlu melakukan registrasi dan verifikasi akun.

"Langsung, tidak pakai daftar-daftar, kita tidak mau pakek aplikasi yang ruwet-ruwet, bisa juga dari teman-teman dan relawan di lapangan untuk verifikasi," ujar dia.

Ia berharap, aplikasi tersebut bisa dipergunakan warga Surabaya secara maksimal.

Dengan harapan, penerapannya di lapangan benar-benar digunakan untuk membantu sesama warga yang membutuhkan bantuan selama pandemi Covid-19.

"Mudah-mudahan, aplikasi ini bisa memudahkan, setiap orang bisa mengusulkan dirinya sendiri dan orang lain yan benar-benar membutuhkan Bansos. Bisa masuk di usulbansos.surabaya.go.id. Karena memang baru selesai, hari ini langsung launching, sambil jalan kita perbaiki agar mudah diakses siapa saja," tutur dia.

Fikser mengimbau, para pengguna tidak menyalahgunakan kemudahan aplikasi tersebut supaya bantuan dan pendataan bisa diberikan tepat sasaran dengan tepat waktu.

"Karena memang ini kan aplikasi sangat mudah, kami juga minta tolong kepada warga Surabaya, apabila usul bansos nantinya untuk bisa menolong orang lain, juga tetangga kanan kirinya, bukan untuk main-main, kasihan juga petugas yang melakukan verifikasi, jangan sampai merugikan orang lain, akseslah ini untuk bisa menolong orang lain," ucap Fikser.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com