Kaldu Kokot sudah sangat tersohor di Pulau Madura mulai tahun '70-an. Masing-masing kabupaten memiliki ciri khas tersendiri dalam menyajikannya.
Seperti di Kabupaten Sumenep, kuah kaldu dicampur dengan kacang tanah yang sudah diulek.
Khoir menceritakan, nenek moyangnya sudah berjualan berbagai macam kaldu sejak dulu. Mulai dari kaldu daging, kaldu tulang, termasuk kaldu kokot yang paling unik karena berbahan dasar kaki sapi.
"Nenek moyang saya sudah berjualan kaldu sejak tahun 1974. Kaldu Kokot ini yang cukup menarik sampai sekarang," ujar Khoir.
Baca juga: 2 Anggota Satpol PP Pamekasan yang Berkelahi gara-gara Nasi Kotak Sudah Berdamai
Keluarga Khoir juga sudah turun-temurun berjualan kaldu kokot. Bahkan sampai berpindah-pindah tempat hingga akhirnya membuka depot kaldu di halaman rumahnya.
"Seingat saya, sudah 4 kali pindah lokasi warung hingga akhirnya bikin depot sendiri di rumah," kenangnya.
Banyak wisawatan yang menggemari kaldu kokot ini. Tak sedikit pula para perantau asli Madura yang merindukan kuliner tersebut.
"Kalau perantau itu, ada yang makan di tempat kemudian dibungkus untuk dibawa ke kotanya," ungkapnya.
Kaldu kokot juga menjadi kuliner favorit masyarakat ketika ada turnamen karapan sapi. Bahkan, menurutnya, turis mancanegara yang menonton karapan sapi ikut penasaran menikmati kaldu kokot.
"Kalau turis mancanegara sampai heran karena kaki sapi bisa jadi kuliner yang lezat," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.