Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Faskes, Ibu Hamil di Pegunungan Maluku Diminta Turun 2 Minggu Sebelum Melahirkan

Kompas.com - 21/08/2021, 16:59 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com-Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku meminta ibu hamil di desa-desa wilayah pegunungan Kecamatan Elpaputih dan Kecamatan Inamosul turun lebih awal ke Puskesmas untuk proses persalinan.

Kepala Dinas Kesehatan Seram Bagian Barat, Johanes Tapang mangatakan, ibu hamil di desa pegunungan harus turun menuju Puskesmas lebih awal agar dapat ditangani secara medis sehingga mencegah risiko kematian.

“Jadi dua minggu sebelum masa kehamilan itu harus sudah turun, kalau sudah mau melahirkan baru turun memang tidak bisa,” kata Johanes kepada Kompas.com via telepon seluler, Sabtu (21/8/2021).

Baca juga: Kisah Nestapa Yuliana, Ditandu 37 Kilometer Lewati Bukit hingga Sungai demi Melahirkan di Puskesmas

Johanes mengatakan, ibu hamil yang hendak melahirkan harus turun lebih awal agar tenaga medis di Puskesmas dapat merawat dengan baik dan memperhatikan kondisi gizi ibu hamil dan bayinya secara teratur.

Menurut Johanes, ibu hamil dari pedalaman Pulau Seram itu tidak perlu khawatir karena selama ditangani di Puskesmas semua dijamin.

“Biasanya kalau disuruh begitu (turun lebih awal), mereka berpikir nanti anak-anak kita bagaimana, itu masalahnya. Kalau soal makan itu kita biayai karena memang ada program itu,” katanya.

Menurut Johanes, banyak kasus ibu hamil ditandu dalam kondisi kritis di wilayah itu  karena keluarganya selalu mengantar pasien ke Puskesmas di saat yang tidak tepat.

Baca juga: Saat Warga di Maluku Jadikan Dugong yang Terdampar sebagai Santapan, Begini Penjelasan Ahli

Joahnes menambahkan, pihaknya juga sudah menyiapkan rumah tunggu untuk ibu hamil yang hendak melahirkan untuk warga pedalaman di wilayah itu.

“Rumah tunggu sudah kita siapkan, nanti ibu hamil yang mau melahirkan bisa singgah di situ sebentar, lalu kalau kondisi emergency bisa cepat dibawa ke puskesmas,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, seorang warga bernama Yuliana yang sedang hamil tua ditandu keluarganya dari Desa Huku Kecil menuju Puskesmas Elpaputih sejauh 37 kilometer karena tidak ada jalan aspal, fasilitas kesehatan, dan juga tenaga medis di desa tersebut.

Perjalanan yang dilalui berat karena keluarga harus menyusuri sejumlah jalan curam, bukit berbatu dan berlumpur hingga menyeberangi sungai besar.

Ada sejumlah sungai yang harus diseberangi. Dari sekian banyak sungai, mereka harus menyeberangi Sungai Nua dengan rakit yang terbuat dari bambu.

Dalam beberapa kasus, sejumlah ibu hamil dari wilayah itu harus kehilangan bayinya karena keguguran di tengah perjalanan akibat kelelahan.

Ada juga ibu hamil yang meninggal bersama bayinya di tengah hutan, dalam perjalanan menuju puskesmas yang berjarak puluhan kilometer dari desa.

Baca juga: Dinkes Jember Ungkap Kendala Vaksinasi bagi Ibu Hamil, Takut hingga Tak Diizinkan Keluarga

Peristiwa seperti itu merupakan kejadian yang terus berulang di kampung pedalaman Pulau Seram, khususnya desa yang berada di wilayah pegunungan.

Kondisi sangat memprihatinkan yang selalu menimpa warga di wilayah itu bukan tanpa alasan. Kejadian berulang itu bahkan telah terjadi puluhan tahun yang lalu dan sayangnya luput dari perhatian pemerintah.

Tak adanya fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau puskesmas pembantu di Desa Huku dan desa lainnya di wilayah itu merupakan salah satu penyebab. Lalu, akses jalan ke desa juga tak memadai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com