Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Presiden Jokowi Serius Kembangkan Porang, Mentan: Budidaya Sudah 50.000 Hektare

Kompas.com - 20/08/2021, 09:21 WIB
Muhlis Al Alawi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan budidaya porangn sudah berkembang di area 50.000 hektare di seluruh Indonesia.

Padahal, awalnya porang hanya dikembangkan pada 19.000 hektare di lahan milik petani.

“Hari ini seperti apa yang diharapkan Presiden, budidaya kami kembangkan. Sekarang ini berkembang dari 19.000 hektare menjadi hingga 50.000 yang ada di seluruh Indonesia,” kata Syahrul, kepada wartawan di Madiun, Kamis (19/8/2021).

Menurut Syahrul kendati budidaya porang berkembang luas petani tidak boleh bergantung pada ekspor.

Baca juga: Pesan Jokowi soal Sekolah Tatap Muka: Harus Sudah Divaksin, Jangan Lepas Masker di Kelas

 

Oleh karena itu, melakukan produksi akhir turunan porang harus dilakukan sendiri di Indonesia.

Apalagi, Presiden sudah menegaskan umbi porang tidak boleh dijual ke luar tetapi harus diproses diolah dulu.

Dengan demikian prosesi porang akan mencapai hilirisasi sampai dalam bentuk olahan tepung. Selanjutnya baru diekspor ke luar negeri.

“Pak Presiden berharap hilirisasinya sampai dalam bentuk beras porang. Dan kita ketahui bersama beras porang saat ini harganya mahal hingga mencapai Rp 200.000 per kilogram,” kata Syahrul.

Syahrul menuturkan pabrik pengolah porang PT Asia Prima Konjac di Madiun telah berkomitmen menjadikan chip dan tepung porang diolah menjadi beras porang.

Harapannya tahun depan komiditas beras porang sudah dapat diproduksi secara masal.

Ditanya penurunan harga porang basah turun menjadi Rp 7.000 padahal sebelumnya sampai Rp 12.000, Syahrul belum mengetahuinya.

 

Hanya saja ia menyampaikan bila panen banyak akan terjadi penurunan harga.

“Selalu saja kapan panennya banyak itu terjadi penurunan. Itu normal dalam skala ekonomi yang ada,” ujar Syahrul.

Menyinggung China menghentikan pengiriman porang dari negera luar, Syahrul juga belum mengetahuinya.

Baca juga: Jokowi: Kalau Sudah Belajar Tatap Muka, Jangan Lupa Pakai Masker

 

Namun, ia berprinsip bila satu negara menolak ekspor porang maka bisa dialihkan ke negara lain seperti Jepang.

“Saya enggak bisa jawab seperti itu. Karena saya belum dengar seperti itu. Tetapi yang pasti bahwa porang itu unlimited permintaannya. Kalau ditolak satu negara kan masih ada negara lain yang menerima. Jepang itu sangat terbuka untuk kita,” ujar Syahrul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com