Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Tugu Amris Selayar, Perjuangan Melawan Tentara Belanda dan Gugurnya 12 Pejuang

Kompas.com - 17/08/2021, 07:50 WIB
Kontributor Bulukumba, Nurwahidah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

Lalu dilanjutkan aksi penangkapan pemuda dan orang-orang dicurigai pro pejuang kemerdekaan RI.

Yanuar mengatakan, kala itu, pemuda pejuang Selayar protes dan melakukan konsolidasi kekuatan.

Pada Rabu 13 Februari 1946 berdatanganlah pejuang dari beberapa kampung di antaranya, Polebunging, Karajaang dan Barugayya.

Saat itu, berkumpullah sekitar 700 orang pemuda pejuang Selayar di Tugu Amris.

"Strategi penyerangan dibahas dan ada tiga jalur yakni jalur barat, jalur tengah dan jalur timur. Strategi selanjutnya menyerang penjara untuk membebaskan beberapa pemuda Selayar, yang ditangkap oleh tentara Belanda. Puluhan yang ditangkap di antaranya Abdul Rauf Rahman, Muh Tayeb Impi dan Zaenal Husain," ujar dia.

Sekitar pukul 03.00 Wita, pertempuran dimulai ditandai dengan tembakan pistol, lalu disusul gemuruh takbir sambari menyerbu titik serangan.

Baca juga: Detik-detik KKB Sergap Patroli TNI, Langsung Menembak, Letda Rudi Sipayung Terluka

Selain itu, para pejuang membawa badik, tombak, bambu runcing, dan parang.

Tentara NICA membalas serangan pejuang Selayar, dengan senapan mesin dan tembakan meriam dari kapal.

Balon besar ditembakkan dari kapal ke udara menyinari seluruh kota Benteng, sehingga menghambat gerak maju pejuang Selayar.

Sebab, arena pertempuran berada dalam jangkauan cahaya, yang memudahkan tentara mengarahkan tembakan kepada mereka.

Pertempuran itu, lanjut Yanuar, menjelang terbit Matahari belum juga usai dan target merebut benteng pertahanan NICA belum tercapai.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com