Salin Artikel

Kisah di Balik Tugu Amris Selayar, Perjuangan Melawan Tentara Belanda dan Gugurnya 12 Pejuang

Tugu Amris yang berdiri kokoh itu terletak di Lapangan Pemuda Benteng, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Dibangun dengan tinggi 6,25 meter, tugu itu terbuat dari beton dengan area sekitarnya merupakan kontruksi permanen.

Di Tugu Amris tergambarkan pejuang pemuda Selayar, menunjuk ke laut sambil memegang badik.

Makna badik, salah satu simbol keberanian pejuang Selayar untuk menegakkan kebenaran.

Wakil Bupati Selayar Saiful Arif mengatakan, tugu Amris dibangun tahun 1980.

Tugu tersebut diresmikan tanggal 4 Agustus 1990, oleh Bupati KDH TK II Selayar Zainal Arifin Kammi.

"Tugu ini sudah direnovasi tahun 2011. Dan berharap dengan dibangunnya Tugu Amris kaum muda di Selayar dapat mewariskan, meneruskan perjuangan, semangat, rela berkorban dan pantang menyerah," kata Saiful Arif, saat dikonfirmasi, Kompas.com, Selasa (17/8/2021).

Penulis buku biografi Pahlawan Selayar, Yanuar Taufiq mengatakan, pada 12 November 1945 barisan pemuda pejuang Kemerdekaan membentuk organisasi perjuangan, yang bernama barisan merah putih, lalu berubah nama menjadi Amris.

"Pada hari Ahad 10 Februari 1946 di bawah pimpinan bekas pejabat Controleur Onderafdeeling Selayar W Haybur. Sekitar 90 orang Pasukan Nederland Indische Civil Administratie (NICA) Belanda mendarat di Benteng Selayar," tutur dia.

Ia menceritakan, tujuan Tentara NICA masuk ke Selayar salah satunya untuk merampas hasil bumi.

Sejak dulu, Selayar kaya dengan rempah-rempah, kaya dengan sumber daya alam khusus teripang, ikan dan kelapa. Hal ini jadi motivasi penjajah ingin mengusai Selayar.

Setelah tiba, tentara Belanda menyiapkan perlengkapan militer.


Lalu dilanjutkan aksi penangkapan pemuda dan orang-orang dicurigai pro pejuang kemerdekaan RI.

Yanuar mengatakan, kala itu, pemuda pejuang Selayar protes dan melakukan konsolidasi kekuatan.

Pada Rabu 13 Februari 1946 berdatanganlah pejuang dari beberapa kampung di antaranya, Polebunging, Karajaang dan Barugayya.

Saat itu, berkumpullah sekitar 700 orang pemuda pejuang Selayar di Tugu Amris.

"Strategi penyerangan dibahas dan ada tiga jalur yakni jalur barat, jalur tengah dan jalur timur. Strategi selanjutnya menyerang penjara untuk membebaskan beberapa pemuda Selayar, yang ditangkap oleh tentara Belanda. Puluhan yang ditangkap di antaranya Abdul Rauf Rahman, Muh Tayeb Impi dan Zaenal Husain," ujar dia.

Sekitar pukul 03.00 Wita, pertempuran dimulai ditandai dengan tembakan pistol, lalu disusul gemuruh takbir sambari menyerbu titik serangan.

Selain itu, para pejuang membawa badik, tombak, bambu runcing, dan parang.

Tentara NICA membalas serangan pejuang Selayar, dengan senapan mesin dan tembakan meriam dari kapal.

Balon besar ditembakkan dari kapal ke udara menyinari seluruh kota Benteng, sehingga menghambat gerak maju pejuang Selayar.

Sebab, arena pertempuran berada dalam jangkauan cahaya, yang memudahkan tentara mengarahkan tembakan kepada mereka.

Pertempuran itu, lanjut Yanuar, menjelang terbit Matahari belum juga usai dan target merebut benteng pertahanan NICA belum tercapai.


Pada 14 Februari 1946, ditemukanlah beberapa pejuang Selayar yang gugur di Lapangan Pemuda Benteng.

Mereka gugur adalah Paong, Abdullah, Usuk, Rasulung, Rumaddong, Massa, Mongsong, Maraheng, Bolong, Bonto, Sappara, Sarapa, dan Sattu.

Berdasarkan saksi mata dari penyerangan jalur barat, sekoci pertama tiga tentara Belanda tewas, dan sekoci kedua lima tentara Belanda tewas dan puluhan tentara lainnya terluka.

Peristiwa pertempuran itu disiarkan langsung radio pejuang pusat Jakarta pada 19 Februari 1946.

Yanuar mengatakan, ada tim dari Jakarta melakukan pemindahan 12 kerangka tubuh pejuang yang gugur Lapangan Pemuda Benteng ke Taman Makam Pahlawan Barugaiyya Selayar.

"Tulang-belulang pejuang dipindahkan tidak langsung bersamaaan, dan yang terakhir dipindahkan bernama Abdullah tahun 1971," beber dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/17/075037478/kisah-di-balik-tugu-amris-selayar-perjuangan-melawan-tentara-belanda-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke