Dikatakan Ibnu, Jembatan Sei Alalak dengan pemanfaatan dan perawatan, akan bisa digunakan hingga 100 tahun mendatang.
Untuk itu, dia berharap agar Pemkot Banjarmasin, Pemkab Barito Kuala dan Pemprov Kalsel dapat bersinergi untuk sama-sama menjaga keberlangsungan Jembatan Alalak.
"Kemudian kita rawat sama-sama agar konstruksi ini bisa bertahan, kalau dalam perencanaan sampai 100 tahun saya kira itu," pungkasnya.
Baca juga: Walkot soal Perpanjangan PPKM Level 4 di Banjarmasin: Kita Tunggu Pengumuman dari Presiden
Sekedar Informasi, jembatan Sei Alalak dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia 30 tahun dan menjadi jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalsel dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
Proyek pembangunan jembatan ditangani oleh Konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Pandji dengan nilai konstruksi Rp 278 miliar.
Dana pembangunan ini bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan skema kontrak pekerjaan tahun jamak (multi years).
Untuk diketahui, Jembatan Sei Alalak merupakan cable stayed bridge melengkung pertama di Indonesia dengan metode longline matchcast yang dirancang agar dapat dilintasi oleh kendaraan dengan berat maksimal 10 ton.
Baca juga: Cerita Dua Jembatan yang Dibangun dari Penggalangan Dana
Kontruksinya diklaim tahan terhadap gempa dengan masa layan hingga 100 tahun. Sistem pre-cast-nya mampu mengefisienkan biaya dan mengoptimalkan kualitas.
Kemudian, geometri tiang pylon asimetris ditujukan untuk mengatur cable stayed agar tidak bersinggungan dan tetap berada di luar dek jembatan serta menambah estetika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.