Sebab kasus Covid-19 melonjak selama PPKM
Meski delapan daerah sudah terapkan PPKM level IV angka positif Covid-19 di Kaltim tak kunjung turun hingga tutup Juli sampai pekan pertama Agustus.
Jumlah kasus harian masih atas 1.000 sampai 2.000 kasus per hari.
Lalu apa manfaat PPKM ? Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim Nataniel mengatakan, hasil PPKM baru dirasakan setelah PPKM ini berakhir.
"Karena sebelum ada pembatasan pergerakan, penularan kasus sudah terinfeksi hingga ke level keluarga. Jadi mau PPKM atau enggak kasus tetap meledak," kata Nataniel saat dihubungi Kompas.com.
Karena itu penting dilakukan PPKM agar penularan bisa ditekan. Namun, untuk hasilnya belum bisa diketahui sekarang.
"Kalau enggak PPKM justru penularan kasus akan lebih parah. Karena enggak ada pembatasan jadi orang terinfeksi pun masih bisa berkeliaran," terangnya.
Disorot Jokowi
Presiden Joko Widodo menyoroti peningkatan kasus di Kaltim dalam dua pekan terakhir, saat memimpin rapat evaluasi PPKM level IV tiga hari lalu.
Jokowi membacakan langsung jumlah kasus aktif per 5 Agustus 2021 dengan daftar lima provinsi tertinggi seperti disiarkan akun YouTube resmi Sekretariat Presiden.
Baca juga: Kesal Ditolak 5 Rumah Sakit, Pasien Ini Minta Dibawa Ambulans ke Kantor Gubernur Kaltim
Kelima provinsi itu, Kaltim tertinggi yakni 22.529 kasus, Sumut 21.876 kasus, Papua 14.989 kasus, Sumbar 14. 496 kasus, dan Riau 13. 496 kasus.
Meski dua hari setelahnya, Kaltim mengalami penurunan.
Jokowi meminta tiga hal yang dilaksanakan Satgas dalam penanganan Covid-19 baik dari nasional dan daerah yaitu pembatasan mobilitas, penguatan tracing dan testing hingga membuat isolasi terpusat bagi pasien isoman.