WONOGIRI, KOMPAS.com - Bupati Wonogiri Joko Sutopo meminta masyarakat untuk sementara tidak mengumumkan kematian warga melalui tempat-tempat ibadah.
Permintaan itu dilontarkan setelah muncul klaster penularan Covid-19 layatan di Kecamatan Jatipurno.
"Kami sudah sampaikan ke desa-desa untuk tidak mengumumkan kematian warganya. Karena kalau diumumkan, pasti banyak yang akan datang melayat," kata Jekek, sapaan akrab Joko Sutopo, saat dihubungi, Senin (9/8/2021).
Biasanya kematian warga di satu desa diumumkan melalui pengeras suara di satu tempat ibadah.
Baca juga: Wonogiri Tak Prioritaskan Vaksinasi Covid-19 untuk Anak
Tak lama berselang setelah diumumkan, warga berbondong-bondong datang melayat di rumah keluarga duka.
Jekek mengatakan, banyaknya warga yang melayat rupanya menimbulkan satu klaster penularan Covid-19.
Ia mencontohkan, beberapa hari lalu terjadi klaster penularan Covid-19 dari acara layatan di Kecamatan Jatipurno.
"Dari klaster itu, ada dua orang yang meninggal dunia dan sembilan warga lainnya positif Covid-19," kata Jekek.
Baca juga: Kegembiraan Difabel Tuli di Wonogiri Saat Divaksinasi Covid-19
Jekek menuturkan, klaster penularan di layatan terjadi karena banyaknya interaksi pertemuan warga di acara tersebut.
Padahal, antar- pelayat tidak mengetahui status masing-masing kesehatannya.
Kendati tidak bersalaman di tempat layatan, kata Jekek, belum menjamin pelayat tidak akan tertular dari warga lainnya.
Apalagi kedisiplinan menggunakan masker saat melayat juga tidak serta menjadikan warga bebas dari penularan corona.
“Terlebih lagi, saat di layatan tidak memakai masker karena saling mengabarkan dan menyapa maka potensi penularan akan sangat tinggi,” jelas Jekek.
Baca juga: Depo Imigresen Tawau Jadi Klaster Baru Covid-19 di Malaysia, 187 WNI Batal Dideportasi
Untuk pemakaman, Jekek meyatakan, setiap desa sudah memiliki relawan yang siap memakamkan warga yang meninggal dunia, baik secara prokes maupun biasa.
Ia pun sudah menginstruksikan kepala desa agar menyampaikan kepada warganya untuk sementara tidak melayat meski pemakaman dilakukan secara normal.
Hal itu agar tidak menimbulkan kerumunan yang berpotensi terjadi penularan dan klaster baru penyebaran Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.