Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Klaster Layatan, Bupati Wonogiri Minta Kematian Warga Tak Diumumkan

Kompas.com - 09/08/2021, 13:45 WIB
Muhlis Al Alawi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com - Bupati Wonogiri Joko Sutopo meminta masyarakat untuk sementara tidak mengumumkan kematian warga melalui tempat-tempat ibadah. 

Permintaan itu dilontarkan setelah muncul klaster penularan Covid-19 layatan di Kecamatan Jatipurno.

"Kami sudah sampaikan ke desa-desa untuk tidak mengumumkan kematian warganya. Karena kalau diumumkan, pasti banyak yang akan datang melayat," kata Jekek, sapaan akrab Joko Sutopo, saat dihubungi, Senin (9/8/2021).

Biasanya kematian warga di satu desa diumumkan melalui pengeras suara di satu tempat ibadah.

Baca juga: Wonogiri Tak Prioritaskan Vaksinasi Covid-19 untuk Anak

Tak lama berselang setelah diumumkan, warga berbondong-bondong datang melayat di rumah keluarga duka.

Jekek mengatakan, banyaknya warga yang melayat rupanya menimbulkan satu klaster penularan Covid-19.

Ia mencontohkan, beberapa hari lalu terjadi klaster penularan Covid-19 dari acara layatan di Kecamatan Jatipurno.

"Dari klaster itu, ada dua orang yang meninggal dunia dan sembilan warga lainnya positif Covid-19," kata Jekek.

Baca juga: Kegembiraan Difabel Tuli di Wonogiri Saat Divaksinasi Covid-19

Jekek menuturkan, klaster penularan di layatan terjadi karena banyaknya interaksi pertemuan warga di acara tersebut.

Padahal, antar- pelayat tidak mengetahui status masing-masing kesehatannya.

Kendati tidak bersalaman di tempat layatan, kata Jekek, belum menjamin pelayat tidak akan tertular dari warga lainnya.

Apalagi kedisiplinan menggunakan masker saat melayat juga tidak serta menjadikan warga bebas dari penularan corona.

“Terlebih lagi, saat di layatan tidak memakai masker karena saling mengabarkan dan menyapa maka potensi penularan akan sangat tinggi,” jelas Jekek.

Baca juga: Depo Imigresen Tawau Jadi Klaster Baru Covid-19 di Malaysia, 187 WNI Batal Dideportasi

Untuk pemakaman, Jekek meyatakan, setiap desa sudah memiliki relawan yang siap memakamkan warga yang meninggal dunia, baik secara prokes maupun biasa.

Ia pun sudah menginstruksikan kepala desa agar menyampaikan kepada warganya untuk sementara tidak melayat meski pemakaman dilakukan secara normal.

Hal itu agar tidak menimbulkan kerumunan yang berpotensi terjadi penularan dan klaster baru penyebaran Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com