Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Blitar: Kalau Ada Ambulans Meraung-raung, Itu Kadang Membuat Masyarakat Takut

Kompas.com - 09/08/2021, 07:00 WIB
Dheri Agriesta

Editor

KOMPAS.com - Pemerintah Kota Blitar punya cara berbeda untuk mengantar pasien Covid-19 ke tempat isolasi terpusat yang telah ditentukan.

Pemkot Blitar tak lagi memakai ambulans untuk mengantar-jemput warga yang positif Covid-19.

Wali Kota Blitar Santoso mengatakan, kebijakan itu diambil karena hampir sepekan satgas Covid-19 mengalami kendala saat memindahkan pasien menuju tempat isolasi terpusat.

Sejumlah warga positif Covid-19 enggan menjalani isolasi di tempat isoter Gedung Poltekkes dan Gedung Asrama PGSD.

Masyarakat yang menjalani isolasi mandiri takut jika dijemput memakai ambulans. Hasilnya, petugas pun kesulitan membujuk warga positif Covid-19 itu.

Baca juga: Kronologi 3 Pemuda Rusak Ambulans Puskesmas, gara-gara Tak Diberi Uang Rp 5.000 dan Dipukul Sendal

"Karena selama ini secara psikologis kalau ada ambulans yang meraung-raung itu kadang-kadang membuat masyarakat menjadi takut," ujar Santoso usai memimpin rapat mingguan penanganan Covid-19 di ruang kerjanya, Jumat (6/8/2021).

Untuk mengantisipasi hal itu, Pemkot Blitar menyediakan tiga mobil khusus untuk memindahkan warga positif Covid-19 ke pusat isolasi.

"Makanya kita kasih tiga armada (mobil) khusus untuk memindahkan warga dari rumah ke tempat isolasi terpadu," ujarnya.

Menurut Santoso, masih ada pasien positif Covid-19 bergejala ringan atau tanpa gejala yang belum memahami bahaya isolasi mandiri.

Masih banyak warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah, tetapi masih keluyuran dan berkumpul dengan tetanga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Regional
Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Regional
BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

Regional
Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Regional
Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com