Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto angkat bicara soal baliho Puan Maharani.
Bambang menyampaikan, pemasangan baliho itu merupakan keputusan rapat Fraksi PDI-P DPR RI yang diadakan pada Juni 2021 saat Bulan Bung Karno.
“Ini keputusan fraksi. Ngobrolnya (rapat) di lantai 7 DPR RI. Semula dari spontanitas anggota (fraksi) kemudian dikoordinir pimpinan fraksi. Supaya punya dampak, pemasangannya harus serentak,” tuturnya.
Baca juga: Jawaban PDI-P soal Baliho Puan Disebut Tak Peka dengan Warga Terdampak Pandemi
Pria yang akrab disapa Bambang Pacul ini menambahkan, saat anggota Fraksi PDI-P DPR RI berkumpul sudah menjadi kebiasaan untuk mengeluarkan ide sebagai bentuk kebebasan berpendapat.
“Ada kebebasan berpendapat di PDI-P ketika sudah ngobrol di lantai 7, bebas. Ide gila pun dibiarkan. Juni saat Bulan Bung Karno, kan kita punya cucu Presiden yang jadi Ketua DPR RI, kok enggak kita angkat ini,” ungkapnya.
Mengenai anggapan masyarakat bahwa pemasangan baliho itu untuk menaikkan popularitas menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Sekretaris Fraksi PDI-P DPR RI ini mempersilakan setiap orang mempunyai persepsi masing-masing.
“Ini lebih ke internal. Soal capres dan cawapres clear kewenangan Ketua Umum. Dibilang (persiapan) 2024, persepsi orang siapa yang melarang? Pikiran dan perasaan tidak bisa dipenjara. Mau dibilang mau nyapres monggo, mau sebagai bentuk kegembiraan sebagai Ketua DPR RI perempuan pertama ya monggo,” tandasnya.
Baca juga: Makna Kepak Sayap Kebhinekaan di Baliho Bergambar Puan Menurut Politikus PDI-P