Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

92 WNI Ditangkap dalam Operasi yang Dipimpin Wamen Dalam Negeri Malaysia

Kompas.com - 07/08/2021, 08:56 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sebanyak 92 warga negara Indonesia (WNI) terjaring Departemen Imigrasi Malaysia (JIM) Sabah dalam razia pendatang illegal di Desa Tanah Merah, Merotai Besar, Tawau Malaysia, Kamis (5/8/2021) malam.

Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya (Pensosbud) Konsulat RI di Tawau Emir Faisal mengatakan, operasi yang dipimpin Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia Jonathan Yasin ini menjaring 150 WNI.

Sebanyak 92 di antaranya tidak dapat menunjukkan dokumen keimigrasian.

"Operasi Jim Obedient dilakukan karena adanya laporan dari perusahaan Ikut Maju. Mereka melaporkan bahwa di Ladang Merotai Lama, banyak pekerja ilegal. Akhirnya terjaring 92 WNI dan 23 orang sudah dibebaskan karena memiliki dokumen yang sah," ujarnya melalui pesan tertulis, Jumat (6/8/2021).

Baca juga: Depo Imigresen Tawau Jadi Klaster Baru Covid-19 di Malaysia, 187 WNI Batal Dideportasi

Seperti dijelaskan Emir, Operasi Jim Obedient merupakan operasi yang aparat Malaysia untuk memeriksa warga negara asing.

Operasi tersebut dilakukan mendadak dan tidak terjadwal untuk memastikan keberadaan WNA di negara tersebut telah sesuai perundangan yang berlaku.

"Sebanyak 69 orang masih diperiksa petugas Imigresen. Status tinggal para WNI tersebut cukup beragam, ada yang menunggu dijamin majikan, ada yang baru lulus tes kesehatan, ada pula yang kuota pekerjanya baru diluluskan oleh Imigresen," imbuhnya.

Baca juga: Kapal Motor Terbakar di Perairan Perbatasan Malaysia, Satu ABK Tewas, 2 Hilang

Para WNI diduga melakukan tindak pidana berdasarkan Undang-Undang Keimigrasian Malaysia Nomor 63 Tahun 1959, yaitu tinggal tanpa memiliki dokumen perjalanan yang sah.

"Imigresen akan melihat status mereka case by case. Saat ini, mereka yang terjaring operasi sudah dibawa ke Depot Sementara JIM Sabah di Tawau untuk tindakan lebih lanjut. Mereka di-swab dan diamankan dulu sebelum nantinya akan dikembalikan ke negara asalnya," jelas Emir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com