Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Pungli Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di Semarang Sampai Rp 16 Juta, Relawan: Tega Sekali

Kompas.com - 05/08/2021, 21:46 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Praktik dugaan pungutan liar (pungli) untuk pemakaman jenazah Covid-19 terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Relawan pemakaman jenazah di Kota Semarang, Lucky mengaku beberapa kali menerima keluhan terkait kasus dugaan pungli.

Pihak keluarga pasien yang meninggal dunia dibebani biaya pemakaman jenazah Covid-19 dengan harga yang sangat tinggi.

"Ada yang memanfaatkan keadaan dengan mematok biaya makam yang tinggi. Kita telusuri ke keluarga, mereka mengaku diminta membayar dengan biaya mencapai Rp 16 juta," jelasnya saat dikonfirmasi, Kamis (5/8/2021).

Baca juga: Tak Diperhatikan Saat Isoman di Rumah, Buruh di Brebes Tuntut Tempat Isolasi Terpusat

Dia bercerita keluarga pasien meninggal itu akhirnya dengan terpaksa melakukan transaksi setelah negosiasi.

"Dari biaya Rp 16 juta akhirnya ditawar menjadi Rp 11,5 juta. Ada juga yang sampai Rp13,8 juta sudah dibayar. Itu ada di dua lokasi dari oknum yang awalnya mengaku relawan," ucapnya.

Dia menyesalkan adanya praktik dugaan pungli di tengah situasi warga yang sedang dirundung duka.

"Kok ada yang tega sekali mematok harga yang tidak wajar. Kan kasihan. Keluarga yang ditinggalkan ekonominya juga sulit, sampai harus cari-cari pinjaman karena tidak punya uang sebesar itu. Sangat disayangkan," ungkapnya.

Dia pun berharap agar tidak ada lagi masyarakat yang dirugikan oleh pihak yang ingin mengeruk keuntungan di tengah pagebluk.

"Pemakaman yang dibantu relawan itu gratis. Kalaupun harus keluar biaya, biasanya yang dimakamkam di TPU yang dikelola warga. Keluarga hanya keluar biaya kebutuhan peti, batu nisan dan ubo rampe lainnya sekitar. Kalau penggalian dan tenaga penggali juga ada yang berbayar. Total biaya mungkin kisaran Rp 3-5 juta. Tidak sampai Rp 16 juta, itu sudah kebangetan," ujar Lucky.

Dia menjelaskan selama ini turut terlibat membantu penanganan penakaman jenazah Covid-19 di Kota Semarang baik dari rumah sakit maupun di rumah.

Keluarga pasien meninggal di rumah sakit memang tidak dipungut biaya karena biasanya dimakamkan di TPU yang dikelola Pemerintah Kota Semarang.

Sedangkan pasien yang meninggal di rumah hanya perlu mengeluarkan biaya untuk membeli peti dan penggalian karena dimakamkam di TPU yang dikelola warga setempat.

"Kalau kita menangani pemakaman untuk peti dan ambulans benar-benar gratis. Kita lebih utamakan membantu warga yang meninggal saat isoman di rumah. Kalau di rumah sakit biayanya juga gratis karena dimakamkam di TPU yang dikelola Pemkot Semarang," katanya.

Baca juga: Awalnya Tak Percaya Covid-19, Bambang Akhirnya Ikut Vaksinasi Karena Tak Mau Isolasi

Terpisah, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang, Ali mengaku telah mengetahui kabar dugaan pungli tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Regional
Terdampak Abu Vulkanik Gunung Ruang, Bandara Djalaluddin Gorontalo Ditutup Sementara

Terdampak Abu Vulkanik Gunung Ruang, Bandara Djalaluddin Gorontalo Ditutup Sementara

Regional
Kenang Brigadir RAT, Keluarga di Manado Gantung Seragam Polisi Milik Almarhum di Teras Rumah

Kenang Brigadir RAT, Keluarga di Manado Gantung Seragam Polisi Milik Almarhum di Teras Rumah

Regional
Mengenal Ritual Adat Murok Jerami di Bangka Tengah

Mengenal Ritual Adat Murok Jerami di Bangka Tengah

Regional
Tertipu Dukun Pengganda Uang, Petani di OKU Timur Merugi Rp 48 Juta

Tertipu Dukun Pengganda Uang, Petani di OKU Timur Merugi Rp 48 Juta

Regional
Mantan Gubernur, Bupati, dan Mantan Dubes RI untuk Turki Daftar Bacagub NTB ke Kantor PKB

Mantan Gubernur, Bupati, dan Mantan Dubes RI untuk Turki Daftar Bacagub NTB ke Kantor PKB

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com