Sebagai catatan, beberapa tahun ini masyarakat Kabupaten Grobogan dihebohkan dengan fenomena penemuan fosil hewan purbakala, serta benda-benda yang diklaim sebagai bukti peninggalan kerajaan masa lalu di Desa Banjarejo.
Sejauh ini sudah terkumpul ribuan patahan fosil dari 15 jenis hewan purbakala, mulai dari gajah, kuda nil, badak, rusa, serigala, kura-kura, buaya, sungai, siput, kerang, kerbau dan sebagainya.
Benda-benda itu temuan warga maupun para peneliti yang melakukan penelusuran di Desa Banjarejo.
Adapun untuk penemuan yang diduga sebagai peninggalan zaman kerajaan, warga menemukan sejumlah perhiasaan, koin kuno, guci, lumpang batu, yoni, artefak dan lesung.
Bahkan, pada Oktober 2015, ditemukan fondasi bangunan dengan struktur batu bata yang berukuran besar (40 x 20 x 9 sentimeter).
Fondasi bangunan yang masih tersusun rapi itu ditemukan terpendam di tengah areal persawahan setempat.
Diperkirakan panjang fondasi bangunan itu mencapai 1 kilometer lebih.
Mitologi yang melekat kuat pada warga setempat meyakini bahwa konon dahulu wilayah Desa Banjarejo merupakan lokasi peradaban Kerajaan Medang Kamulan.
Fenomena di Desa Banjarejo ini menarik perhatian para peneliti.
Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran dan Balai Arkeologi Yogyakarta ikut melakukan penelitian.
Bahkan, pada akhir 2016, Guru Besar dan Arkeolog Museum National d'Histoire Naturelle Prancis, Profesor Francois sempat berkunjung ke Desa Banjarejo.
Ia mengutarakan niatnya untuk menggelar penelitian di Desa Banjarejo.
Balai Arkeologi Yogyakarta akhirnya menamai lokasi penemuan fondasi bangunan dengan struktur batu bata berukuran besar itu sebagai "Situs Medang".
Sebagai kawasan cagar budaya yang secara hukum dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010.
Balai Arkeologi Yogyakarta menduga bahwa dahulunya area persawahan di lokasi temuan bangunan berkonstruksi batu bata berukuran besar di Desa Banjarejo merupakan bekas permukiman kuno yang kompleks, padat, dan maju.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.