Salin Artikel

Keping Gamelan Kuno Ditemukan di Grobogan, Diduga Peninggalan Mataram

Kepala Desa Banjarejo Ahmad Taufik menyampaikan, perlengkapan gamelan Jawa tersebut pertama kali ditemukan oleh Sutrisno (34), seorang buruh tani setempat yang sedang beraktivitas di sawah pada akhir Juli 2021.

Saat itu, ujung cangkulnya tak sengaja berbenturan dengan benda keras.

Setelah dipastikan di kedalaman setengah meter itu, Sutrisno mendapati keping benda berkarat terbungkus tanah dengan bobot yang berat.

Sutrisno kemudian melaporkan hal tersebut kepada Kades Banjarejo untuk ditindaklanjuti.

Kemudian pada Minggu (1/8/2021), dilanjutkan dengan upaya pencarian dan penggalian hingga kedalaman 1 meter.

Dari penelusuran di liang yang sama, warga menemukan sebanyak 26 keping instrumen gamelan yang tertata rapi secara vertikal.

"Penggalian kemudian diteruskan pada hari ini hingga kedalaman 1 meter dan didapatkan total 27 keping peralatan gamelan berupa saron dan demung. Terima kasih kepada warga yang proaktif melaporkan penemuan benda unik, mengingat Desa Banjarejo menyimpan sejarah peradaban masa lampau," kata Taufik saat ditemui Kompas.com di lokasi penemuan instrumen gamelan kuno, Minggu.

Taufik yang juga sebagai Tim Ahli Cagar Budaya Grobogan tersebut mengatakan, merujuk pemeriksaan sementara, diduga benda tersebut merupakan peninggalan era Kerajaan Mataram Islam pada Abad 16.

"Satu sampel demung yang telah berkarat itu kami bersihkan dengan cara khusus dan uniknya terbuat dari perunggu. Konon yang terbuat dari perunggu adalah yang terbaik. Diduga benda-benda ini peninggalan era Kerajaan Mataram Islam sekitar 400 tahun lalu. Ini temuan baru dan langka. Penemuan gamelan kuno ini pertama kali yang tentunya menambah khasanah baru di Desa Banjarejo," kata Taufik.

Saron dan demung lawas yang ditemukan ukurannya bervariasi.

Benda terkecil berukuran 16 x 5 sentimeter, dengan berat 1 kilogram.

Kemudian benda paling besar berukuran 34 x 8 sentimeter, dengan berat 2,5 kilogram.

"Saron dan demung merupakan instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan yang dibunyikan dengan cara dipukul. Suara nada oktafnya pun berbeda, tergantung ukuran. Saat ini kami masih menunggu respons selanjutnya dari Balai Arkeologi dan Balai Pelestarian Cagar Budaya," kata Taufik.

Sejauh ini sudah terkumpul ribuan patahan fosil dari 15 jenis hewan purbakala, mulai dari gajah, kuda nil, badak, rusa, serigala, kura-kura, buaya, sungai, siput, kerang, kerbau dan sebagainya.

Benda-benda itu temuan warga maupun para peneliti yang melakukan penelusuran di Desa Banjarejo.

Adapun untuk penemuan yang diduga sebagai peninggalan zaman kerajaan, warga menemukan sejumlah perhiasaan, koin kuno, guci, lumpang batu, yoni, artefak dan lesung.

Bahkan, pada Oktober 2015, ditemukan fondasi bangunan dengan struktur batu bata yang berukuran besar (40 x 20 x 9 sentimeter).

Fondasi bangunan yang masih tersusun rapi itu ditemukan terpendam di tengah areal persawahan setempat. 

Diperkirakan panjang fondasi bangunan itu mencapai 1 kilometer lebih.

Mitologi yang melekat kuat pada warga setempat meyakini bahwa konon dahulu wilayah Desa Banjarejo merupakan lokasi peradaban Kerajaan Medang Kamulan.

Fenomena di Desa Banjarejo ini menarik perhatian para peneliti.

Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran dan Balai Arkeologi Yogyakarta ikut melakukan penelitian.

Bahkan, pada akhir 2016, Guru Besar dan Arkeolog Museum National d'Histoire Naturelle Prancis, Profesor Francois sempat berkunjung ke Desa Banjarejo.

Ia mengutarakan niatnya untuk menggelar penelitian di Desa Banjarejo.

Balai Arkeologi Yogyakarta akhirnya menamai lokasi penemuan fondasi bangunan dengan struktur batu bata berukuran besar itu sebagai "Situs Medang".

Sebagai kawasan cagar budaya yang secara hukum dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010.

Balai Arkeologi Yogyakarta menduga bahwa dahulunya area persawahan di lokasi temuan bangunan berkonstruksi batu bata berukuran besar di Desa Banjarejo merupakan bekas permukiman kuno yang kompleks, padat, dan maju.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/01/211601378/keping-gamelan-kuno-ditemukan-di-grobogan-diduga-peninggalan-mataram

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke