KARAWANG, KOMPAS.com - Sejak pandemi Covid-19 melanda, Entin Kartini tak lagi pentas. Wanita 51 tahun itu merupakan salah satu awak seni Topeng Banjet.
Ia sudah 10 tahun tergabung dalam grup Dewi Asmara. "Sudah dua tahun, sejak ada Covid-19," ujar Entin ditemui di Mapolres Karawang, Kamis (29/7/2021).
Untuk kebutuhan sehari-hari ia mengandalkan suaminya yang menarik becak di wilayah Perum Peruri. Itu pun pengahasilannya tak tentu.
Baca juga: Salurkan Bantuan untuk Seniman, Ridwan Kamil Akui Pandemi Membuat Dilema
Sebab, sejak imbauan di rumah aja, jumlah penumpang pun berkurang. Hanya satu dua orang, atau pernah tak ada sama sekali.
"Gak tentu. Kadang gak sama sekali," ujar warga Kampung Sukakarya, Desa Telukjambe, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang itu.
Baca juga: Nasib Saung Angklung Udjo, Seniman Beralih Jadi Tukang Sayur, Kesulitan Cicil Utang Bank
Tak terima bantuan selama pandemi
Entin pun berupaya membantu suaminya dengan bekerja sampingan. Misalnya nyuci dan mengasuh anak. Sedang dua anaknya baru saja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). "Ya gitu kerja sampingan ikut orang nyuci, momong," ucap dia.
Meski begitu, Entin tak menerima bantuan dari pemerintah sejak pandemi Covid-19 terjadi, baik tunai maupun beras.
"Baru kali dapet sembako di Kapolres (Karawang)," ujar dia.
Baca juga: Jeritan Perajin Kopiah Cianjur, Sudah 2 Musim Haji Dibatalkan, Omzet Pun Terjun Bebas
Tomi Rimansyah, Ketua Paguyuban Seni Topeng Banjet Karawang, berharap pemerintah memperhatikan para seniman, khususnya Topeng Banjet.
Sebab, sejak pandemi Covid-19 terlebih sejak pentas tak diperbolehkan, mereka jungkir balik.
"Kami berharap ada perhatian secara pasti, baik dari pwmerintah daerah maupun pusat," ujar dia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.