Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salatiga, Kota Terindah Jawa Tengah Era Hindia Belanda, Peringati Hari Jadi ke-1271

Kompas.com - 25/07/2021, 20:52 WIB
Dian Ade Permana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Sabtu (24/7/2021), Kota Salatiga merayakan hari jadi ke-1271.

Berdasarkan Prasasti Plumpungan Hari Jadi Kota Salatiga ditetapkan 24 Juli tahun 750 Masehi sesuai dengan Peraturan Daerah Tingkat II Nomor 15 Tahun 1995 Tentang Hari Jadi Kota Salatiga.

Dengan usia tersebut, Salatiga adalah kota tertua nomor dua di Indonesia setelah Palembang.

Salatiga adalah kota kecil di Provinsi Jawa Tengah terdiri dari 4 kecamatan dan 23 kelurahan. Terletak di kaki Gunung Merbabu, keindahan Salatiga telah diakui sejak masa penjajahan Hindia Belanda.

Baca juga: Pedagang Patuhi Jam Malam dan Prokes di Salatiga Terima Bantuan Sembako

Berjuluk kota terindah hingga kota tertoleran

 

Pada masa itu, Salatiga dijuluki De Schoonste Stad van Midderi-Java atau kota terindah di Jawa Tengah. Saat ini Kota Salatiga berkembang menjadi Kota Pendidikan, Kota Olahraga, dan Kota Transit Pariwisata.

Berada di jalur Jogja, Solo, Semarang (Joglosemar), menjadi keuntungan bagi Salatiga. Bahkan, kota ini mendapat julukan Indonesia Mini karena hampir seluruh suku dan budaya ada di Salatiga dan mereka hidup rukun berdampingan.

Salatiga juga mendapat predikat sebagai Kota Tertoleran di Indonesia versi Setara Institute.

Baca juga: Canangkan Seruan Konvalesen, Wali Kota Salatiga: Keluarga Saya Pernah Dibantu Pendonor

Impian Salatiga: jadi kota Smart

Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengatakan dengan usia yang terus bertambah, ada tantangan untuk menjadikan Salatiga sebagai kota yang Smart.

"Kita selalu berjuang agar masyarakat bisa menikmati wareg, wasis, dan waras. Itu artinya kenyang atau sejahtera, pandai dalam artian kualitas sumber daya yang mumpuni, dan terjamin kesehatannya. Ditambah W-satu lagi, wajah kota sebagai bentuk pembangunan fisik," jelasnya, Sabtu (24/7/2021).

 

Salatiga di tengah tantantan pandemi Covid-19 dan pembatasan aktivitas masyarakat

Namun saat ini, lanjutnya, tantangan terberat adalah menghadapi pandemi Covid-19. Menurut Yuliyanto selain sektor kesehatan, yang paling terdampak dari pandemi tersebut adalah sektor ekonomi.

"Dengan berbagai skema PPKM itu tujuannya membatasi mobilitas masyarakat, ini berdampak pada operasional pedagang dan pengusaha. Kita juga harus menyusun skenario kebangkitan perekonomian, mulai dari skala mikro hingga makro," papar Yuliyanto.

Dia mengajak seluruh masyarakat bahu membahu melawan Covid-19.

“Mari kita bangun kerjasama sinergitas melalui gotong royong dalam menanggulangi Covid-19. Saya juga menyampaikan duka cita bagi tenaga kesehatan, TNI, Polri yang meninggal dalam menjalankan tugas penanganan Covid-19. Mari melalui hari jadi kita jadikan momentum untuk introspeksi diri," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Regional
Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Regional
BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

Regional
Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Regional
Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com