Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Andreas Belajar Tanam Palawija dari YouTube, Setahun Raih Omzet Puluhan Juta

Kompas.com - 25/07/2021, 15:54 WIB
Kontributor Sumba, Ignasius Sara,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TEMU, KOMPAS.com - Beberapa jenis tanaman palawija nampak tumbuh subur di sejumlah lahan dekat rumah Andreas Tarapanjang pada Jumat (23/7/2021) sore.

Rumah milik pemuda berusia 27 tahun tersebut berlokasi di Jalan Pakoki, Kampung Tabak, Kelurahan Temu, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Satu areal ditanamkan cabai rawit, pare tanam di dua lahan, dan mentimun di satu areal," kata Andreas kepada Kompas.com di rumahnya, Jumat.

Baca juga: Cerita 4 Anak Muda Sumba Timur Buka Usaha Tahu Gila, Omzet Capai Rp 3 Juta Per Bulan

Saat ini, Andreas juga sementara memanen jagung manis yang ditanam di lahan berukuran kurang lebih 50×10 meter.

Adapun lokasi lahan jagung tersebut berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah Andreas.

Dalam setahun menanam palawija, Andres mengaku sudah mengantongi omzet puluhan juta. Padahal, awalnya ia terpuruk karena usaha ternak babinya gagal. 

Baca juga: 2.000 Babi di Sumba Timur Mati, Diduga Diserang Flu Babi Afrika

Belajar irigasi tetes untuk lahan kering dari YouTube

Andreas menceritakan, mulanya ia tidak mengetahui cara penanaman dan perawatan tanaman palawija. Sebab, ia adalah lulusan Diploma Dua Jurusan Peternakan dari Politeknik Pertanian Negeri Kupang pada tahun 2016 lalu.

Ia mempelajari segala hal yang berkaitan dengan tanaman palawija di YouTube.

Selain itu, Andreas juga mempelajari sistem  irigasi tetes di YouTube.

Menurut Andreas, kekurangan air menjadi kendala utama di wilayah domisilinya.

Baca juga: Cerita Rio Lolos CPNS Sekali Tes Andalkan YouTube, Bocorkan Tips dan Trik Kerjakan Soal

"Saya lihat di YouTube tentang irigasi tetes.  Puji Tuhan, tahun 2020 itu kita realisasi penggunaan irigasi tetes. Dan, Kegunaan daripada irigasi tetes itu bisa menghemat waktu, tenaga, dan air," kata Andreas.

"Kalau pengairannya, saya usahakan sumur bor. Jadi, air dari sumur tersebut disedot dengan mesin pompa air. Kemudian dialirkan ke tandon air, lalu dialirkan ke lahan (dengan sistem irigasi tetes)," ujar Andreas menambahkan.

Saat ini, sistem irigasi tetes digunakan untuk menyiram tanaman cabai rawit, pare, dan mentimun.

Sementara itu, tanaman jagung masih menggunakan penyiraman manual. Sebab, belum dibuatkan sumur bor di lokasi lahan jagung.

Baca juga: Kisah Bocah Kelas 3 SD Jadi Yatim Piatu karena Covid-19, Ayah dan Ibu Meninggal Selang Sehari

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com