KOMPAS.com - Patung tani dan patung pancasila di Kecamatan Wonomulto, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat dihancurkan dan dirobohkan orang tak dikenal.
Awalnya, patung tani terdiri dari sepasang suami istri. Namun setelah dihancurkan, yang tersisa tinggal patung istri.
Pelaku sempat ditegur oleh warga saat sedang merobohkan patung dengan martil. Walaupu sudah ditegur, pelaku tetap menghancurkan patung tersebut.
Baca juga: Patung Tani dan Pancasila di Polewali Dihancurkan Orang Tak Dikenal
Patung tani yang menjadi ikon di daerah tersebut berada di halaman Kantor Camat Wonomulyo. Saat perusakan terjadi, kantor kecamatan sedang tutup.
Kepada warga, pelaku mengaku ia menghancurkan patung tersebut karena pemerintah akan merenovasi patung tersebut dengan yang baru.
Saat dikonfirmasi, Sekretaris Camat Wonomulyo, Samiaji mendesak agar pelaku perusakan segera ditangkap.
“Kalau benar pelakunya seperti yang sudah diidentifikasi, pelaku harus bertanggung jawab atas perusakan tersebut. Minimal dia bisa mengganti kerusakan patung yang telah dirobohkan,” kata Samiaji.
Baca juga: Rachmawati dan Patung Pertama Bung Karno di Kota Blitar
Dalam media sosial, sejumlah netizen menyebut bahwa pelaku diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Menanggapi hal tersebut, Samiaji mengatakan dari hasil penyelidikan pelaku diketahui bernama Muhammad Halid (22) warga Kelurahan Sidodadi yang tinggal tak jauh dari kantor kecamatan.
Dikutip dari Tribun Sulbar.com, sebelum membongkar patung, Muhammad Halid sempat menemui Camat Wonomulyo, Asrum Ambas dan beberapa pegawai kecamatan.
Baca juga: Viral Foto Patung Pocong di Alun-alun Lamongan, Ini Penjelasannya
Saat itu, Halid datang untuk meminta pamit untuk berangkat ke Mamuju.
"Dia pamit di sini, dia minta mohon doanya saya mau ke Mamuju," kata Samiaji menirukan Halid.
Sebelum pamit, Muhammad Halid sempat menanyakan manfaat patung ini ke Camat Wonomulyo.
Ia juga menanyakan siapa yang bangun kedua patung itu.
"Dia bertanya ke pak camat siapa bagun patung (tugu pancasila) ini, lalu pak camat jawab orang Jawa, " kata seorang pegawai menirukan percakapan Muhammad.
Baca juga: Hendak Kencing di Semak-semak, Seorang Bocah Kaget Lihat Mayat, Awalnya Dikira Patung
Setelah itu, Muhammad Halid lagi kembali bertanya, "Kalau patung di sana siapa bangun?"
Asrul Ambas saat itu menjawab orang Palu. Tidak hanya itu, pelaku bahkan menanyakan patung dibangun di Kabupaten Tana Toraja.
Sebelum melakukan pembongkaran, Muhammad Halid pamit dan meninggalkan kantor kecamatan.
Baca juga: Abdurrahman Wahid Diusulkan Jadi Nama Bandara di Blora, Ganjar: Bikinkan Patung Gus Dur di Depan
Ternyata sekitar pukul 17.30 Wita, Muhammad Halid kembali masuk ke halaman kantor kecamatan sambil membawa alat pemukul atau martil.
Muhammad Halid menghacurkan patung ini pada saat kantor Kecamatan Wonomulyo sudah sepi.
Usai membongkar patung Pancasila, ia kemudian menuju Patung Tugu Tani. Muhammad Halid kemudian membongkar patung itu dengan menggunakan martil.
Warga setempat tidak melarang karena, Muhammad Halid mengaku membongkar patung atas perintah dari Camat Wonomulyo.
"Waktu ia melakukan penghancuran patung katanya atas perintah pak camat. Tapi pak camat tidak pernah memerintahkan bongkar patung itu, " ungkap Samiaji.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Junaedi | Editor : Abba Gabrillin), Tribun Sulbar.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.