PADANG, KOMPAS.com - Polisi tetap memproses hukum kasus video viral mantan anggota dewan yang mengaku matanya ditusuk petugas pos PPKM di Padang, Sumbar. Pasalnya, video yang beredar tersebut adalah video bohong atau hoaks.
Pembuat video sendiri, Awaluddin Rao, mantan anggota DPRD Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, sudah menyampaikan permohonan maaf di Mapolresta Padang, Minggu (18/7/2021) sore.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumbar, Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto menegaskan penyebar video tetap diproses hukum, karena diduga menyebarkan berita bohong dan melanggar UU ITE pasal 28.
Pelanggarnya bisa dikenakan hukuman penjara 6 tahun.
"Ya tetap ditindaklanjuti. Permohonan maaf tidak menghentikan proses hukum," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumbar, Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto yang dihubungi Kompas.com, Senin (19/7/2021).
Satake mengatakan pihaknya segera melakukan pemanggilan kepada yang bersangkutan untuk menyelidiki kasus itu.
"Kita akan tindaklanjuti dengan pemanggilan. Saat ini kasus dipegang penyidik di Ditkrimsus," kata Satake.
Sebelumnya Satake mengatakan, kejadian di dalam video yang dibuat sendiri dan disebarkan oleh Rao diduga tidak benar atau bohong.
"Dalam video itu dia bilang matanya ditusuk pena hingga buta. Padahal pelipisnya yang kena. Itupun kita tidak tahu kejadiannya seperti apa," kata Satake.
"Saya rela dan ikhlas dan sebaliknya memohon maaf sedalam-dalamnya apabila dengan video viral itu mengurangi konsentrasi atau menambah tugas kepolisian, khususnya Polresta Padang. Mata saya mulai membaik,” kata Awaluddin Rao di Mapolresta Padang, Minggu (18/7/2021) sore..
Mantan anggota dewan di Sumut itu mengatakan saat kejadian itu dirinya dalam situasi panik sehingga berteriak dan meminta tolong karena wajahnya yang telah berdarah.
Namun, dia mengucapkan pernyataan berbeda dengan yang ada di dalam video yaitu tidak ada tindakan penusukan terhadap matanya.
"Saya tidak melihat ada aparat yang menusuk saya. Namun saat itu saya sudah melihat sudah berdarah kening saya makanya saya berteriak-teriak meminta tolong. Intinya tidak ada saya melihat jelas ada aparat menusuk saya,” ujar Rao.