Misteri Mayat Gadis ABG Bertato Kuda Poni Mengapung di Sungai, Ini Dugaan Polisi

KOMPAS.com - Polisi masih menyelidiki kasus penemuan jasad gadis ABG bertato kuda poni di sungai di Desa Jimbe, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Sabtu (17/7/2021) sore.

Menurut polisi, korban diketahui bernama Winda Oktaviani berusia 14 tahun, warga Kecamatan Kanigoro. Salah satu ciri yang mencolok adalah tato kuda poni di punggung korban.

"Berdasarkan ciri-ciri fisik mayat, pihak keluarga sudah memastikan bahwa mayat tersebut adalah Winda Oktaviani, warga Kecamatan Kanigoro," ujar Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Ardyan Yudo Setyantono, kepada wartawan, Minggu (18/7/2021).

Baca juga: Bebas dari Lapas, Asep Si Pemilik Kedai Kopi di Tasikmalaya: Mending Bayar Denda dan Taat Aturan

Kesaksian keluarga

Dari hasil pemeriksaan sementara Tim Reskrim Polres Blitar, korban sudah lama tak pulang ke rumah.

Namun, keluarga menyebut, terakhir kali korban pamit adalah pergi minum kopi bersama teman-temannya.

"Menurut pihak keluarga, seminggu lalu korban pamit mau ngopi sama teman-temannya," kata Ardyan.

Baca juga: Ini Alasan Desy Ratnasari Tak Mengaku Anggota DPR saat Kena Razia PPKM Darurat

Diduga tewas tenggelam

Sementara itu, hingga saat ini polisi telah memeriksa 8 saksi. Namun, polisi belum menemukan petunjuk kuat untuk mengungkap kematian korban.

"Sejauh ini kami sudah memeriksa delapan saksi termasuk teman-teman korban. Penyelidikan masih berlanjut," katanya.

Dugaan sementara, korban tewas karena tenggelam. Hal itu diperkuat dengan tidak adanya bekas luka tanda kekerasan di tubuh korban.

Baca juga: Polisi Periksa 8 Saksi untuk Ungkap Penyebab Kematian Mayat Perempuan Bertato Kuda Poni

Seperti diberitakan sebelumnya, jasad korban pertama kali ditemukan oleh dua warga Desa Jimbe, Kecamatan Kademangan, pada Sabtu sore.

Saat itu kedua warga bernama Edi dan Heri itu sedang mencari ikan di sungai yang ada di desanya.

Kedua saksi mata lalu melihat sesosok mayat dalam posisi tengkurap terapung di sungai. Setelah itu mereka melapor ke warga setempat.

(Penulis : Kontributor Blitar, Asip Agus Hasani | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)