Akhir Juni tahun ini, Nadya Rizki Amatullah terpapar Covid-19 dengan gejala ringan sehingga dia memutuskan isoman di rumahnya di Jakarta.
Selama isoman, Nadya tidak terlalu kesulitan memenuhi kebutuhan harian lantaran suaminya negatif hingga bisa tetap beraktifitas.
Namun di hari keenam masa isoman, Nadya mulai memikirkan orang-orang yang sedang isoman, tapi tidak seberuntung dirinya, seperti anak kos atau supir ojek online yang menjadi tulang punggung keluarga.
Dari situlah, Nadya terpikir membantu orang-orang yang kesulitan saat menjalani isoman. Ia pun mengunggah ide tersebut di akun Instagramnya.
Baca juga: Cerita Ibu-ibu di Madiun, Meracik Bahan dari Pekarangan untuk Warga yang Isoman
"Saya kepikiran juga, kasihan kalau anak-anak kos yang kena [Covid-19]. Atau sopir ojol yang cari makan, dia yang kerja, makannya bagaimana. Sebenarnya cuma kepikiran dari situ saja."
"Akhirnya saya posting di Instagram. Alhamdulillah, saya sedang ada uang, kalau misalnya ada yang mau dibantu untuk makanan selama isoman, boleh DM saya. Kasih lihat bukti PCR dan KTP, maksudnya biar tahu benar atau enggak dia sedang isoman," papar Nadya.
Di luar dugaan Nadya, unggahan itu direspons banyak orang. Ada yang ingin menyumbang, membuat gerakan serupa di daerahnya, juga berkolaborasi.
Baca juga: Bantu Warga Isoman, Dokter Gratiskan Konsultasi, hingga Pemuda Blusukan Antar Makanan
"Sebenarnya tidak menyangka jadi viral, karena memang awalnya benar-benar niat pribadi, terus makin ke sini orang banyak yang jiwa sosialnya tinggi tapi kadang-kadang mereka suka bingung mau bergerak dari mana. Itu banyak banget yang mau nyumbang.
"Untuk yang daerah Bandung saya cari-cari, akhirnya ada teman saya juga, yang mengusulkan bikin di daerah Bandung," ujar perempuan 37 tahun ini.
Hingga kini, sebanyak 130 orang dari Bandung dan Jakarta telah mendapat bantuan. Nadya menerapkan sistem orang tua asuh, yakni satu orang donatur membantu kebutuhan harian satu orang atau satu keluarga selama masa isoman.
Permintaan bantuan masih berdatangan melalui pesan langsung di akunnya. Karena keterbatasan, Nadya terpaksa menyeleksi penerima bantuan.
"Kalau yang masuk masih banyak, tapi yang memang kita pilih. Pertama, yang isomannya masih di awal-awal. Kedua, yang memang dia sendiri di sini, ngekos, terus yang dia kepala keluarga. Kalau yang masih punya saudara, kami tidak masukkan," katanya.
Melihat respon positif dari banyak orang atas gerakan ini, Nadya yakin banyak orang-orang baik di luar sana yang bisa saling membantu dan menularkan virus kebaikan.
Gerakan ini bisa diartikan pula sebagai itikad memberikan sesuatu yang bermanfaat dibanding mengeluhkan keadaan.
Baca juga: Kuliner Legendaris Toko You Bandung Gratiskan Mie Baso untuk Pejuang Isoman, Cukup WA ke Nomor Ini
"Saya cuma, sudah tidak usah nyinyir dengan keadaan, sudah seperti ini, mau bagaimana lagi. Yang penting kita bisa ngasih manfaat, dari pada kita komentar yang aneh di sosmed lebih baik menyebarkan manfaat dengan repost yang baik, berbuat yang baik," ungkapnya.
Nadya tidak memiliki target sampai kapan gerakan ini akan dilakukan.
"Mengalir saja selama masih ada rejekinya, teman-teman yang mau bantu juga masih ada, masih jalan terus," pungkas dia.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Warga yang Isoman, Kota Kediri Sediakan Situs Web