Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Berbagi Makanan untuk Warga yang Isoman, Disebut Selangkah Lebih Maju dari Pemerintah

Kompas.com - 17/07/2021, 07:30 WIB
Rachmawati

Editor

Tak mau bergantung donasi saja

Minggu siang (11/7/2021), Dani Chrisdian baru selesai belanja kebutuhan bagi pasien Covid-19 yang isoman.

Kebutuhan berupa sembako, vitamin, dan logistik lainnya itu akan dikemas sore hari, sebelum diantar ke penerimanya.

Setiap hari, Solidaritas Sosial Bandung (SSB), komunitas di mana Dani menjadi relawan, mengirimkan sebanyak 20 hingga 30 paket logistik.

Paket-paket itu tidak hanya diantar di wilayah Kota Bandung saja, tapi hingga ke wilayah Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, seperti Ngamprah, Jayagiri, dan Majalaya.

Baca juga: Panglima TNI Pastikan Bantuan Paket Obat dan Vitamin Untuk Pasien Isoman di Bandung Tepat Sasaran

"Untuk pengiriman kita sesuaikan dengan ketersediaan tenaga kawan-kawan kurir. Kita pun saat ini kondisinya lumayan terbatas untuk antar ke rumah. Jadi dari data yang masuk biasanya kita pilih juga per area, berapa paket ke area Selatan, Barat, Timur, begitu teknisnya," kata Dani.

Karena keterbatasan, Dani menyebutkan, SSB baru bisa memenuhi separuh dari 275 jiwa yang mengajukan bantuan. Gerakan ini cakupannya menjadi luas lantaran infonya semakin sering dibagikan melalui sosial media.

Kondisi itu juga seiring semakin banyaknya warga yang isoman di rumah.

Baca juga: Keuangan Jabar Memburuk, Ridwan Kamil: Saya Harap PPKM Darurat Tak Berlangsung Lama

Sebanyak 60 unit ambulans dikerahkan untuk menjemput pasien isolasi mandiri dengan dikawal petugas kepolisian Polda Riau ditengah ditingginya kasus Covid 19 di Riau.Dok Polda Riau Sebanyak 60 unit ambulans dikerahkan untuk menjemput pasien isolasi mandiri dengan dikawal petugas kepolisian Polda Riau ditengah ditingginya kasus Covid 19 di Riau.
"Laporannya untuk saat ini tidak hanya logistik saja, tapi juga ketersediaan ruang isoman, oksigen, terus ambulan. Ya laporan [kebutuhan] seperti itu sudah lumayan masuk ke kami, tapi kami hanya bisa memberikan informasi dari teman-teman, kami lanjutkan [informasinya] saja."

"Laporan untuk oksigen, kami cukup kesulitan. Kemarin hampir dua hari mengantri belum dapat juga," tutur Dani.

Untuk satu keluarga yang isoman, Dani menyebutkan, pihaknya akan mendampingi minimal selama isoman atau 14 hari.

Baca juga: Masuk Kategori Hitam, Ini 3 Daerah di Jabar yang Disoroti Ridwan Kamil akibat Mobilitas Warganya Tinggi

Tapi jika ada warga yang masih positif setelah masa isoman selesai, SSB akan mengkaji ulang apakah pendampingan akan dilanjutkan atau tidak.

Komunitas SSB aktif berkegiatan sosial sejak pandemi Covid-19 tahun lalu.

Diawali dengan melakukan gerakan solidaritas pangan, yakni menginisiasi 15 dapur umum untuk membantu pekerja jalanan yang terdampak pandemi akibat kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Sedangkan kebijakan PPKM saat ini, membuat SSB menggeser fokus kegiatannya.

"Untuk kondisi PPKM sekarang, kita lebih fokus dengan kondisi rumah sakit yang full dan lain sebagainya. Jadi kita berpikir banyak warga yang sedang isoman di rumah dan mungkin [menyebabkan] banyak kendala dari warga yang isoman tentang distribusi kebutuhannya. Dari situlah kami muncul untuk mendampingi," ujar Dani.

Baca juga: Suara Para Korban Pungli Petugas Pemakaman TPU Bandung: Kalau Siang Diminta Rp 4 Juta, kalau Malam Jadi Rp 6 Juta...

Polda Banten membagikan ribuan paket sembako untuk pasien Covid-19 isolasi mandiri.Dok Humas Polda Banten Polda Banten membagikan ribuan paket sembako untuk pasien Covid-19 isolasi mandiri.
Kegiatan ini, lanjut Dani, didanai secara swadaya para relawan. Selain itu, dilakukan cara-cara kreatif penggalangan dana, misalnya menjual barang-barang sumbangan dari musisi, sablon donasi, atau membuat album kompilasi.

SSB juga berkolaborasi dengan ilustrator.

"Jadi si ilustrator berdonasi dalam bentuk gambar, akhirnya kita cetak [menjadi kaos], kita jual," ungkap Dani.

"Kalau misalkan terus mengandalkan donasi agak susah juga karena kita juga enggak tahu 'bensinnya' sampai kapan."

Baca juga: Penyebab Risma Marah ke ASN Balai Wyata Guna Bandung dan Ancam Pindahkan ke Papua

Tujuan dari gerakan sosial ini, menurut Dani, adalah merespon ketidakhadiran pemerintah dalam kondisi pandemi ini.

"Salah satunya itu, merespon ketidakhadiran pemerintah karena bicara pangan dan kesehatan menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhi semua warganya. Di luar itu pun kita jadi membangun kembali semangat gotong royong antar warga," tegas Dani.

Dani berharap, komunitas SSB bisa terus hadir membantu dan mendampingi warga yang membutuhkan selama pandemi Covid 19 yang entah kapan berakhir.

Wartawan Yuli Saputra di Kota Bandung, Jawa Barat, berkontribusi pada tulisan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com