SALATIGA, KOMPAS.com - Penurunan mobilitas masyarakat di Kota Salatiga selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat terbaik se-Jawa dan Bali.
Persentase penurunan di Salatiga sejak 3 Juli 2021 mencapai 23,98 persen.
Kapolres Salatiga AKBP Rahmad Hidayat mengatakan indikator penilaian tersebut berdasar Google Traffic mengukur aktivitas dan lalu lintas masyarakat, Prospera Nightlight mengukur aktivitas dan pergerakan masyarakat pada malam hari melalui intensitas cahaya, dan Facebook Mobility mengukur aktivitas dan pergerakan penggunanya berdasarkan lokasi GPS dan jaringan telekomunikasi.
"Pencapaian tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan," jelasnya, Kamis (15/7/2021).
Baca juga: Lampu di 13 Ruas Jalan Dipadamkan, Kapolres Salatiga: Kami Siapkan Patroli Skala Besar
Rahmad mengatakan penurunan mobilitas tersebut berdampak juga terhadap penurunan penyebaran Covid-19.
"Kita melakukan penyekatan di akses masuk Salatiga, di Blotongan, Kecandran, dan Tingkir. Selain itu ada juga gerakan Salatiga Di Rumah Saja," paparnya.
Dia optimistis, dengan adanya penutupan pintu exit tol di seluruh Jawa Tengah mulai 16-22 Juli 2021 akan mampu menurunkan mobilitas warga hingga 30 persen.
"Tapi kita berusaha dan kerja keras agar bisa mencapai 50 persen penurunan mobilitasnya. Nanti setelahnya kita evaluasi pasca PPKM Darurat 20 Juli ini," kata Rahmad.
Baca juga: Kasus Covid-19 Salatiga Turun Selama PPKM Darurat, Masyarakat Diminta Tetap Patuhi Prokes
Menurutnya, saat ini juga dilakukan sosialisasi terhadap kebijakan penyekatan akses dan penutupan pintu keluar tol.
"Saya kira masyarakat bisa memahami dan mengerti karena tujuan ini adalah untuk menekan penyebaran Covid-19," kata Rahmad.