BANDUNG, KOMPAS.com- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ujungberung, Kota Bandung, Jawa Barat, menutup sementara layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Penutupan tersebut dilakukan menyusul membeludaknya pasien Covid-19 yang menyebabkan terjadinya keterbatasan layanan tenaga kesehatan.
Selain itu, tidak adanya lagi ruang perawatan yang bisa dimanfaatkan.
Baca juga: Polisi Minta Warga Bandung Tak Gowes Selama PPKM Darurat
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Yorisa Sativa mengatakan, pembatasan layanan untuk sementara waktu ini hanya berlaku khusus untuk pasien Covid-19 saja.
“Pelayanan di RS tidak menutup semua tetapi hanya membatasi pelayanan untuk melindungi pasien dan petugas,” kata Yorisa, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (3/7/2021).
Penutupan layanan IGD untuk pasien Covid-19 menurut Yoris merupakan langkah agar jangan sampai pelayanan kesehatan RSUD Ujungberung menjadi kolaps.
Sebab, saat ini Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan juga tidak luput dari paparan Covid-19.
“Tenaga Kesehatan pun jumlahnya saat ini menjadi terbatas karena banyak yang terpapar Covid-19,” imbuhnya.
Baca juga: Daftar Perjalanan KA Daop 2 Bandung yang Dibatalkan dan Tetap Beroperasi Selama PPKM Darurat
Yorisa tidak memungkiri kasus Covid-19 di Kota Bandung tengah meningkat tajam.
Sebagai dampaknya, bed occupancy rate (BOR) di Kota Bandung hingga Jumat, 2 Juli 2021 berada di angka 90,93 persen.
Meski demikian, jumlah tersebut setengahnya diisi oleh pasien Covid-19 dari luar Kota Bandung.
“Saat ini pelayanan Covid-19 memang sedang meningkat. Itu terkait juga dengan tingginya keterisian tempat tidur perawatan di 29 RS rujukan Covid-19 di Kota Bandung,” ungkapnya.
Yorisa mengungkapkan, pelayanan IGD khusus Covid-19 di RSUD Ujungberung akan segera dibuka kembali apabila kondisi pasien sudah menurun dan SDM tenaga kesehatan kembali bertambah.
“Bila situasi berangsur mereda pelayanan akan normal kembali,” cetusnya.
Meski begitu, Yorisa menyatakan, untuk pelayanan lain yang non-Covid-19 tetap buka seperti biasa.
Terlebih menyangkut kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan medis secepatnya.
“Karena yang hectic-nya adalah pelayanan Covid-19. Seperti ruangan, kebutuhan ventilator dan lain-lain. Non-covid tetap harus terlayani. Apalagi gawat darurat,” ungkapnya.
Di tengah suasana pandemi ini, Yorisa mengimbau kepada masyarakat untuk memanfaatkan teknologi informasi guna mengakses pelayanan secara daring.
Baca juga: Kebun Binatang Bandung Tutup hingga 14 Juli, 850 Satwanya Terancam Kurang Pakan
“Pasien bisa mengakses pelayanan online di setiap faskes baik puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan edukasi pelayanan kesehatan,” katanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.