Saat lahir, ia terbungkus kulit yang tebal. Berbagai cara dilakukan untuk membuka lapisan yang membungkus Werkudara. Termasuk dengan senjata tajam.
Baca juga: 4 Fakta Meninggalnya Dalang Ki Manteb, Positif Covid-19 hingga Isolasi Mandiri karena RS Penuh
Melihat keadaan tersebut, sang ayah berdoa kepada sang dewa dan Batara Guru mengutus Batara Narada untuk menolongnya.
Atas petunjuk Narada, seeokar gajah bernama Sena diminta memecahkan lapisan yang membungkus bayu Werkudara.
Batara Banyu kemudian merasuk ke tubuh Gajah Sena dan menginjak Bayi Bima yang terbungkus kulit tebal dan ditendang hingga kulitnya robek.
Begitu keluar dari pembungkusnya, bayi Bima langsung menyerang Gajah Sena dan sekali pukul, Gajah Sena mati. Setelah itu jasad Sena menyatu dalam diri Bima.
Baca juga: Profil Ki Manteb Soedarsono, Pernah Pecahkan MURI Mendalang 24 Jam Tanpa Istirahat
Werkudara berperawakan tinggi, besar, gagah, berkumis dan berjenggot. Ia memiliki kuku panjang dan kuat yang menjadi senjata alamiahnya.
Kuku itu disebut kuku Pancanaka.
Pakaiannya juga khas yakni berkain poleng bang bintulu lima warna yang terdiri dari warna putih, hitam, kuning, merah, dan hijau.
Kepada siapa pun, Werkudara tidak pernah memakai bahasa krama inggil atau bahasa halus. Ia selalu berbicara dengan bahasa ngoko, atau bahasa lugas sederajat, bahkan kepada para dewa.
Baca juga: Profil Ki Manteb Soedarsono, Pernah Pecahkan MURI Mendalang 24 Jam Tanpa Istirahat
Ia hanya menggunakan bahasa halus kepada Dewa Ruci.
Di kalangan penggemar wayang, Werkudara dianggap mewakili karakter seseorang yang jujur, lugas, tidak pandang bulu, ulet, tidak pernah putus asa, spontan, dan tak pernah menghindari tantanyang.
Namun ia dikenal sebagai kesatria yang tegas kepada musuhnya yang jahat seperti pada Dursasana dan Patih Snegkuni.
Khusus dalam pewayangan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, nama Bratasenna, Wijasena, atau Haryasena lebih sering digunakan untuk menyebut Bima ketika masih remaja.
Sedangkan nama Werkudara digunakan menyebut Bima saat ia dewasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.