MALANG, KOMPAS.com - Tiga warga Kota Malang mengadu ke Polresta Malang Kota karena merasa tertipu oleh aktivitas investasi dan arisan menurun, Senin (28/6/2021).
Perempuan berinisial NA yang menjadi bandar aktivitas investasi dan arisan menurun online tersebut menghilang dan tidak diketahui keberadaannya.
Nomor ponsel yang digunakan NA untuk aktivitas keuangan juga tidak bisa dihubungi.
Baca juga: Duka Nurul, Kehilangan 5 Anggota Keluarga di KMP Yunicee yang Tenggelam: Semoga Ditemukan
Pengakuan anggota arisan
VD (25) warga Sawojajar, Kota Malang yang merupakan salah satu korban mengatakan, NA mulai membuka layanan investasi dan arisan menurun pada Januari 2021.
Investasi itu dilakukan dengan model menerima uang dari anggotanya, kemudian mengembalikannya dengan nominal yang lebih dari yang dibayarkan.
Jarak antara penerimaan uang dan pengembalian itu berkisar 7 sampai 15 hari.
Sementara untuk aktivitas arisan, NA melakukannya dengan model arisan menurun.
Model arisan seperti ini memungkinkan anggotanya untuk tahu kapan dia akan mendapat urutan dan berapa nominal iuran yang harus dibayar.
"Jadi ada dua macam. Arisan menurun dan investasi," kata VD saat ditemui usai mengadu di Mapolresta Malang Kota, Senin.
"Untuk yang investasi, jadi kita investasi misalnya kita bayar Rp 1.250.000, dalam jangka waktu 15 hari atau 7 hari itu jadi Rp 1.300.000 atau Rp 1.500.000," katanya.
Baca juga: KMP Yunicee Tenggelam di Perairan Gilimanuk, Tim SAR Diterjunkan
VD percaya dengan NA itu lantaran NA merupakan teman satu Sekolah Dasar (SD) calon istrinya. VD juga pernah bertemu dengan NA, bahkan, NA pernah berkunjung ke rumahnya.
VD mengenal NA sebagai penjual baju.
Awalnya, aktivitas arisan menurun dan investasi yang dilakukan di grup percakapan WhatsApp itu berjalan lancar.
Sampai akhirnya, pada Sabtu (26/6/2021), NA tidak lagi muncul dan nomor ponselnya tidak bisa dihubungi.
Para korban lantas mendatangi alamat yang tertera sebagai alamat NA. Namun, NA tidak ada di rumah itu.
"Saya cari di alamat KTP-nya, di jalan yang tertera di KTP itu, rumahnya sudah dijual. Tanya ke Pak RT memang sudah dijual lama. Nah, saya dapat info, katanya dia ngontrak di daerah Jalan Mawar, kita ke sana yang ada cuma pacarnya saja," kata VD.
Pihaknya juga sudah mendatangi rumah orang tua NA. Namun, NA tidak ada di rumah tersebut.
Karena tidak kunjung diketahui keberadaannya, VD dan dua korban yang lain lantas berinisiatif untuk melapor ke Polresta Malang Kota. Mereka merasa telah ditipu.
Baca juga: 5 Korban Selamat Tak Masuk Manifes KMP Yunicee yang Tenggelam
Sementara itu, VD mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 7 juta akibat aktivitas investasi dan arisan menurun itu.
"Kalau saya kurang lebih kalau dibulatkan Rp 7 juta kerugiannya," katanya.
Sementara itu, korban lainnya berinisial RC (19) warga Klojen, Kota Malang mengaku rugi Rp 5 juta dan A (25) warga asal Klojen, Kota Malang mengaku rugi hingga Rp 15.580.000.
A mengaku tergiur dengan layanan investasi dan arisan menurun itu karena melihat unggahan di Instagram dengan akun @arisancuanmlg.
"Cara komunikasi dan cara transfernya sudah rapi di instagramnya. Terus juga tertulis alamatnya, pekerjannya dan track record-nya," kata A.
Baca juga: Sempat Mengeluh Sesak Napas, Perempuan Ini Meninggal di Kamar Kos, Dievakuasi dengan Prokes
Sementara itu, anggota yang ada di dalam grup percakapan WhatsApp itu berjumlah lebih dari 150 orang.
Mereka telah menyetorkan uangnya dengan nominal yang berbeda-beda. Total nominal uang yang ada di grup itu hampir Rp 1,5 miliar. Anggota grup tersebar di berbagai daerah.
"Anggota grup sekitar 150 orang lebih. Beda-beda kota. Total (nominal) Rp 1,5 miliar," kata VD.
Sejumlah korban di berbagai daerah juga sudah melapor ke polisi.
Kasatreskrim Polresta Malang Kota, Kompol Tinton Yudha Riambodo mengatakan, pihaknya masih mempelajari aduan itu. Pihaknya akan menindaklanjuti jika ada potensi pidana di dalam aduan tersebut.
"Kita akan menindaklanjuti kalau memang itu suatu tindak pidana," katanya melalui sambungan telpon, Rabu (30/6/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.