Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Tinggi, PKL di Kota Magelang Dibatasi sampai Pukul 21.00

Kompas.com - 23/06/2021, 17:42 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Pedagang Kaki Lima (PKL) di pusat-pusat kuliner di Kota Magelang, Jawa Tengah, kembali dibatasi jam operasionalnya menyusul lonjakan kasus aktif Covid-19.

Mereka hanya diperbolehkan buka maksimal sampai pukul 21.00 WIB.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang Catur Budi Fajar Soemarmo menjelaskan, pembatasan ini sebagai respons melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Magelang sejak awal Juni 2021, termasuk menindaklanjuti surat edaran (SE) PPKM Mikro tertanggal 15 Juni 2021.

Baca juga: Kasus Covid-19 Klaster Gathering Mahasiswa Untidar Magelang Jadi 57 Orang

Menurut Catur, kebijakan ini berlaku untuk semua pusat kuliner shelter di zona orange dan merah di Kota Magelang mulai 15-28 Juni 2021.

Catur berujar, Disperindag Magelang telah mengeluarkan SE No 510/888/250 tentang Pelaksanaan PPKM bagi PKL.

Selain jam operasional, PKL juga diminta untuk menyediakan fasilitas meja dan kursi hanya 30 persen. Mereka diimbau untuk melayani pembelian take away atau pesan antar makanan.

“Pembatasan kami lakukan sampai dengan 28 Juni 2021. Kami akan lihat bagaimana situasi Covid-19 jika landai kemungkinan bisa dine in (makan di tempat) lagi,” ujar Catur, kepada wartawan, Rabu (23/6/2021).

Baca juga: BOR Menipis, Pemkot Magelang Sewa Hotel Lagi untuk Karantina Pasien Covid-19

Sekretaris Paguyuban PKL Tuin Van Java (TVJ) Alun-alun Kota Magelang Luis Lazuardi mengaku ada penurunan pengunjung 90 persen pasca meja dan kursi dibatasi.

Dia yang biasa belanja di pasar tradisional dengan biaya Rp 600.000 per hari, sekarang hanya mengalokasikan Rp 200.000 paling besar untuk mengurangi kerugian.

“Ini karena kami khawatir jika belanja seperti biasa akan sisa terlalu banyak. Kami sudah mengurangi belanja saja masih sisa banyak. Jelas ini membuat para pedagang mengalami kerugian,” tuturnya.

Luis bercerita di awal pandemi lalu, pembatasan semacam ini sudah pernah dilakukan. Alhasil, para pedagang mengalami kerugian yang cukup besar.

“Jujur karena kami belum bisa merambah ke dunia digital, jadi siasat penggantinya belum bisa kami lakukan. Tidak semua pedagang menggandeng mitra pengantaran online, sehingga kurang efektif,” ucap pedagang nasi rames dan soto itu.

Dia berharap, lonjakan kasus di Kota Magelang segera melandai. Dengan begitu, TVJ bisa menyediakan meja dan kursi dengan pembatasan 50 persen.

“Prinsipnya kami siap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Seperti menyediakan wastafel yang memang sudah ada, alat pengecek suhu tubuh, dan menandai jaga jarak antar pengunjung. Tapi keputusan tetap berada di tangan Pemkot Magelang. Kami akan mematuhi anjuran pemerintah,” kata Luis. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com