Lalu Ata Bupu meminta Ata Polo menunggu sepasang anak itu menjadi dewasa jika akan memangsanya. Dengan berjalannya waktu, sepasang anak yatim piatu itu tumbuh dewasa.
Mereka diberi nama Koo Fai dan Nuwa Muri. Ata Polo pun datang untuk menagih janjinya memangsa kedua anak yatim itu.
Baca juga: Taman Nasional Kelimutu Buka Lagi, Simak Syaratnya
Ata Bupu menolak dan melindungi kedua anak yatim piatu itu. Ia mengajak mereka berdua pergi ke perut bumi untuk menghindari Ata Polo.
Namun, Ata Polo terus mengejar mereka bertiga. Hingga akhirnya Ata Polo dan Ata Bupu serta Koo Fai dan Nuwa Muri tertelan bumi. Mereka terkubur hidup-hidup.
Tak lama setelah kejadian tersebut. Di lokasi hilangnya Ata Bupu muncul air berwarna biru. Sementara di tempat Ata Polo keluar air berwarna merah.
Sedangkan di tempat hilangnya Koo Fai dan Nuwa Muri keluar air berwarna hijau. Hingga akhirnya lokasi tersebut dikenal dengan Danau Tiga Warna.
Baca juga: Taman Nasional Kelimutu Ditutup Selama Liburan Idul Fitri, Cegah Penyebaran Covid-19
Dikutip dari Indonesia.go.id, Taman Nasional Kelimutu menjadi satu-satunya gunung api di Indonesia yang memiliki danau kawah lebih dari satu dengan warna yang berbeda-beda.
Pesona ketiga danau dengan lanskap alamnya inilah yang membuatnya mendunia. Termasuk spot bagi pelancong menyaksikan keindahan matahari terbit (sunrise) dari puncak Kelimutu.
Kelimutu sendiri merupakan nama dari salah satu dari dua puncak gunung tertinggi dalam kawasan konservasi, yakni Gunung Kelimutu (1.690 mdpl) dan Gunung Kelibara (1.731 mdpl).
Baca juga: Liburan ke TN Kelimutu, Jangan Lupa Mampir di Kafe Pinggir Sawah Ini
Lanskap alamnya yang unik dan memesona, tidak lepas dari aktivitas vulkaniknya yang terjadi sejak jutaan tahun yang lalu.
Hingga saat ini, geliat aktivitasnya tersebut pun masih terjadi. Inilah yang membuat ketiga warna air danau berbeda dan berubah-ubah. Sulit untuk ditebak.
Yang sebelumnya berwarna merah bisa berubah menjadi hijau. Begitu pun sebaliknya. Tidak hanya itu, tanaman vaccinium (Vaccinium variangevolim) yang tumbuh dominan di sekitar danau, akan mengering begitu Kelimutu menggeliat.
Baca juga: Desa Sekitar Wisata Danau Kelimutu Adakan Program Kampung Inggris
Di situ dapat mempelajari berbagai perwakilan jenis pohon di TN Kelimutu.
Tercatat lebih dari 100 spesies flora tumbuh dan berkembang di Kelimutu. Dua jenis di antaranya merupakan endemik, yakni Uta Onga (Begonia kelimutuensis) dan Turuwara (Rhondodenron renschianum).
Baca juga: Nikmati Indahnya Edelweis Sebelum Naik ke Danau Kelimutu
Untuk faunanya, dari beberapa jenis yang endemik Flores, seperti burung Gerugiwa (Monarcha sp). Keunikannya, Gerugiwa memiliki 11 suara yang berbeda.
Sampai saat ini, nilai-nilai kesakralan leluhur Kelimutu, masih dijaga oleh masyarakat Lio.
Salah satunya, melalui Patika Do’a Bapu Ata Mata – ritual memberikan makan arwah leluhur di Situs Pati Ka di areal kawasan danau tiga warna, yang dipimpin seorang Mosalaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.