Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Kelimutu, Danau Tiga Warna dan Cerita Konde Ratu serta Rakyatnya

Kompas.com - 12/06/2021, 15:05 WIB
Rachmawati

Editor

Lalu Ata Bupu meminta Ata Polo menunggu sepasang anak itu menjadi dewasa jika akan memangsanya. Dengan berjalannya waktu, sepasang anak yatim piatu itu tumbuh dewasa.

Mereka diberi nama Koo Fai dan Nuwa Muri. Ata Polo pun datang untuk menagih janjinya memangsa kedua anak yatim itu.

Baca juga: Taman Nasional Kelimutu Buka Lagi, Simak Syaratnya

Ata Bupu menolak dan melindungi kedua anak yatim piatu itu. Ia mengajak mereka berdua pergi ke perut bumi untuk menghindari Ata Polo.

Namun, Ata Polo terus mengejar mereka bertiga. Hingga akhirnya Ata Polo dan Ata Bupu serta Koo Fai dan Nuwa Muri tertelan bumi. Mereka terkubur hidup-hidup.

Tak lama setelah kejadian tersebut. Di lokasi hilangnya Ata Bupu muncul air berwarna biru. Sementara di tempat Ata Polo keluar air berwarna merah.

Sedangkan di tempat hilangnya Koo Fai dan Nuwa Muri keluar air berwarna hijau. Hingga akhirnya lokasi tersebut dikenal dengan Danau Tiga Warna.

Baca juga: Taman Nasional Kelimutu Ditutup Selama Liburan Idul Fitri, Cegah Penyebaran Covid-19

Gunung api yang memiliki danau lebih dari satu

Dikutip dari Indonesia.go.id, Taman Nasional Kelimutu menjadi satu-satunya gunung api di Indonesia yang memiliki danau kawah lebih dari satu dengan warna yang berbeda-beda.

Pesona ketiga danau dengan lanskap alamnya inilah yang membuatnya mendunia. Termasuk spot bagi pelancong menyaksikan keindahan matahari terbit (sunrise) dari puncak Kelimutu.

Kelimutu sendiri merupakan nama dari salah satu dari dua puncak gunung tertinggi dalam kawasan konservasi, yakni Gunung Kelimutu (1.690 mdpl) dan Gunung Kelibara (1.731 mdpl).

Baca juga: Liburan ke TN Kelimutu, Jangan Lupa Mampir di Kafe Pinggir Sawah Ini

Lanskap alamnya yang unik dan memesona, tidak lepas dari aktivitas vulkaniknya yang terjadi sejak jutaan tahun yang lalu.

Hingga saat ini, geliat aktivitasnya tersebut pun masih terjadi. Inilah yang membuat ketiga warna air danau berbeda dan berubah-ubah. Sulit untuk ditebak.

Yang sebelumnya berwarna merah bisa berubah menjadi hijau. Begitu pun sebaliknya. Tidak hanya itu, tanaman vaccinium (Vaccinium variangevolim) yang tumbuh dominan di sekitar danau, akan mengering begitu Kelimutu menggeliat.

Baca juga: Desa Sekitar Wisata Danau Kelimutu Adakan Program Kampung Inggris

Danau Tiga Warna Kelimutu di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. KOMPAS.com/DOKUMEN BALAI TAMAN NASIONAL KELIMUTU Danau Tiga Warna Kelimutu di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Ada kawasan arboretrum hutan di TN Kelimutu seluas 4,5 hektare yang menyimpan koleksi keanekaragaman flora kawasan pelestarian alam ini.

Di situ dapat mempelajari berbagai perwakilan jenis pohon di TN Kelimutu.

Tercatat lebih dari 100 spesies flora tumbuh dan berkembang di Kelimutu. Dua jenis di antaranya merupakan endemik, yakni Uta Onga (Begonia kelimutuensis) dan Turuwara (Rhondodenron renschianum).

Baca juga: Nikmati Indahnya Edelweis Sebelum Naik ke Danau Kelimutu

Untuk faunanya, dari beberapa jenis yang endemik Flores, seperti burung Gerugiwa (Monarcha sp). Keunikannya, Gerugiwa memiliki 11 suara yang berbeda.

Sampai saat ini, nilai-nilai kesakralan leluhur Kelimutu, masih dijaga oleh masyarakat Lio.

Salah satunya, melalui Patika Do’a Bapu Ata Mata – ritual memberikan makan arwah leluhur di Situs Pati Ka di areal kawasan danau tiga warna, yang dipimpin seorang Mosalaki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif BDB hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif BDB hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Regional
Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Regional
3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi 'Online' di Warung Kopi

3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi "Online" di Warung Kopi

Regional
Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Regional
Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Regional
Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com