Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Edy Malu, Sumut Peringkat 2 Provinsi Terkorup di Indonesia

Kompas.com - 10/06/2021, 14:02 WIB
Kontributor Medan, Daniel Pekuwali,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyebutkan, peringkat Sumut sebagai daerah terkorup di Indonesia naik lagi pada tahun ini.

Saat ini, Sumut menempati posisi kedua sebagai daerah dengan tingkat korupsi paling tinggi. Padahal, tahan lalu masih bertengger di posisi tiga.

"Karena bertambahnya pejabat yang ada di Sumatera Utara yang berurusan dengan hukum, sehingga Sumut rankingnya naik lagi," kata Edy saat diwawancarai di rumah dinasnya di Medan, Kamis (10/6/2021).

Baca juga: PPDB Online SMA di Sumut Kacau, Gubernur Edy Segera Panggil Kepala Disdik

Dia menyebutkan, baru-baru ini, KPK memberi informasi bahwa daerah yang dipimpin Edy naik peringkat soal masalah korupsi. Namun, peringkat tersebut bukanlah hal yang membanggakan.

Akan tetapi, saat dikonfirmasi mengenai jumlah kasus atau indeks korupsi Sumut sehingga naik peringkat itu, Edy belum bisa memerincinya. Dia menyebut data tersebut ada di KPK.

"Peringkat satu kalau tidak salah Jawa Barat atau DKI. Indeks saya tak tahu sampai di situ, karena KPK hanya menyampaikan dalam urutan-urutan. KPK yang tahu," ucapnya.

Baca juga: Wagub NTT: Sangat Ironis, Kita Termiskin Ketiga Tapi Terkorup Keempat


Gubernur Edy mengaku malu

Edy mengaku malu dengan fakta itu. Menurut dia, tindakan para pejabat eksekutif, legislatif, OPD, dan staf-staf pemerintahan telah mencoreng nama baik Sumut.

Satu orang berbuat jelek maka yang merasakan malu adalah seluruh masyarakat Sumut yang berjumlah lebih kurang 15 juta jiwa.

Untuk itu, dia mengajak seluruh jajarannya, baik di provinsi maupun di daerah, untuk sama-sama memperbaiki nama baik Sumut yang sudah tercoreng itu.

"Rakyat Sumut, (sekitar) 15 juta. Seharusnya tak bisa diwakili kejahatan oleh satu orang seperti itu. Mari kita jadikan Sumut bermartabat, sehingga akan maju dan sejahtera," katanya.

Baca juga: BTS Meal McD Bikin Kerumunan di Medan, Gubernur Edy: Sudah Pasti Salah Lah

 

Sumut harus berbenah cegah pejabat korupsi

Pihaknya pun sampai saat ini terus berkoordinasi dengan KPK untuk mencegah tindakan korupsi terjadi di daerah ini.

Terutama dalam setiap program yang berkaitan dengan pengadaan barang jasa, jual beli jabatan, dan perilaku korup lainnya.

Dia juga kerap mengingkatkan kepada kepala daerah agar tidak memakan uang rakyat saat menjabat. "Ini banyak sekali pejabat kita, silih berganti berurusan dengan hukum gara-gara uang," ungkapnya.

Ke depan, kata dia, Sumut harus berbenah. Pencegahan korupsi harus dimulai dari diri sendiri. Jika tidak, Sumut masih akan terus bertengger di posisi puncak daerah paling korup di Indonesia.

"Harapannya, ya harus segera turun. Kalau bisa nanti kita ranking 34 dari 34 provinsi," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com