Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paguyuban Warkop Surabaya Ancam Berjualan Massal di Balai Kota, Ada Apa?

Kompas.com - 09/06/2021, 10:11 WIB
Ghinan Salman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Paguyuban Warung Kopi (Warkop) Surabaya mengeluhkan pembatasan jam operasional selama pandemi Covid-19.

Ketua Paguyuban Warkop Surabaya, Husin Ghozali mengatakan, sebelumnya pihaknya pernah melakukan audiensi dengan Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Sekertaris Satgas Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto.

"Pada saat audiensi dengan Wali Kota Surabaya, Pak Eri Cahyadi berjanji apabila paguyuban warkop bisa menjalankan prokes dan ditambah adanya satgas Covid-19 mandiri, maka aturan jam malam akan segera dipertimbangakan atau dicabut," ujar Husin Ghozali dikonfirmasi, Rabu (9/6/2021).

Baca juga: Warga Surabaya yang Datang dari Bangkalan atau Habis Bertamu di Sana, Akan Kita Tracing

Dalam pertemuan itu, kata Husin, Eri berjanji bila Paguyuban Warkop Surabaya menaati instruksi pemkot dengan menerapkan prokes dan satgas Covid-19 secara mandiri, peraturan jam malam akan segera dicabut.

Padahal, Paguyuban Warkop Surabaya sudah menaati aturan Pemkot Surabaya dengan menerapkan protokol kesehatan dan membentuk Satgas Covid-19 mandiri.

"Kami sudah melaksanakan apa yang diperintahkan oleh pemerintah, kami hanya menagih janji pak Eri Cahyadi untuk mencabut peraturan jam malam yang berlaku di Kota Surabaya," ujar dia.

Baca juga: Fakta Baru, Kepala Sekolah yang Perutnya Ditikam oleh Orangtua Siswa Meninggal Dunia

 

Ketua Paguyuban Warkop Surabaya Husin GhozaliKOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Ketua Paguyuban Warkop Surabaya Husin Ghozali
Ancam berjualan kopi massal di Balai Kota Surabaya

Jika tak ada jawaban dari pihak Pemkot Surabaya soal aturan jam malam, mereka berencana berjualan kopi secara massal di Balai Kota Surabaya.

Aksi itu dilakukan untuk menuntut apa yang pernah dijanjikan Eri Cahyadi agar aturan jam malam untuk warkop di Surabaya tidak diberlakukan.

"Jika pernyataan sikap ini tidak diakomodir oleh Pemkot Surabaya, kami Paguyuban Warkop Surabaya akan melakukan gerakan aksi massal berjualan di Balai Kota Surabaya," tegas Conk Husin.

Baca juga: Cerita Bharatu HSR, Oknum Polisi yang Dipecat dari Kesatuan Usai Jadi Spesialis Pencurian Ponsel

Husin mengaku, dengan pembatasan jam operasional ini, ada banyak mitra warkop yang ikut terdampak.

Namun, hal itu tidak menjadi pertimbangan Pemkot Surabaya.

"Ekonomi jangan dimatikan. Yang belum dilihat mungkin dari sisi kami. Kami ini bukan hanya warkop saja. Di dalam warkop itu juga ada mitra, artinya mereka yang setor gorengan, krupuk, dan camilan lainnya. Satu warkop ada 10-15 mitra. Sedangkan di Surabaya ada ribuan warkop. Itu bisa terdampak," kata Husin.

Ia berharap, Pemkot Surabaya memahami kondisi pedagang kecil di Surabaya.

Baca juga: Hari Jadi Ke-728 Kota Surabaya, Eri Cahyadi Ingin Warga Punya Pendapatan Rp 7 Juta

"Kalau terus seperti ini, sangat berdampak. Sangat sulit, kita ini pedagang kecil masak tambah dipersulit lagi. Kita ini seperti dicekik," ujar Husin.

Padahal daerah-daerah lain yang menjadi penyangga Kota Surabaya, seperti Gresik dan Sidoarjo misalnya, sudah memperbolehkan warkop buka 24 jam, tapi tetap dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Kota penyangga Surabaya, seperti Sidoarjo, Gresik, bahkan sampai Mojokerto itu warkop sudah buka 24 jam. kenapa kami harus dimatikan. Padahal warkop ramainya jam 9 malam jam 10 malam," ujar dia.

Selama ini, Paguyuban Warkop di Surabaya telah membantu pemerintah untuk bahu-membahu menekan penyebaran Covid-19.

Karena itu, ia ingin Pemkot Surabaya juga memperhatikan nasib para pedagang warkop.

"Kita juga membantu pemerintah untuk mengatasi Covid-19 bersama, tapi jangan matikan sektor ekonomi. Jam malam ini apa faedah dan urgensinya. Karena corona tidak muncul hanya di malam hari," kata Husin.

"Kami juga sudah menerapkan prokes ketat dengan maksimal kapasitas 50 persen. Bagi kami sangat diskriminatif kalau siang boleh cari nafkah, malam tidak boleh," tutur Husin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com