JEMBER, KOMPAS.com – Perwakilan kader konservasi Bondowoso menyerahkan elang ular bido (Spilornis cheela) kepada Pengurus Harian Ijen Geopark pada Jumat (4/6/2021).
Elang tersebut merupakan piaraan warga. Namun, merasa peduli dengan satwa dilindungi, pemelihara akhirnya menyerahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah III Jember.
Ketua Pengurus Harian Ijen Geopark Bondowoso Slamet Riyadi menjelaskan, awalnya satwa tersebut hendak dilepasliarkan sendiri.
Namun, saat warga mencari referensi terkait pelepasliaran elang, ternyata hal tersebut tidak tepat. Sebab, ada beberapa prosedur yang penting untuk dilakukan sebelum mengembalikan sang elang ke habitatnya.
“Akhirnya diserahkan kepada kami dan bertanya tentang pelepasliaran elang,” kata Slamet pada Kompas.com via telepon Senin (7/6/2021).
Baca juga: Kisah Pilu Tukang Bangunan yang Tewas Ditembak KKB, Orangtua Sudah Tiada Sejak Korban Kecil
Menurut dia, elang tersebut dipelihara sejak masih kecil oleh warga.
Namun, mereka sadar keberadaan elang semakin punah, akhirnya warga ingin melepasliarkan kembali.
“Mereka tidak menjelaskan mendapat dari mana, cuma dirawat sejak kecil,” tambah dia.
Baca juga: Viral, Video Pengendara Roda Dua Bobol Pagar Pembatas Jembatan Suramadu untuk Hindari Tes Swab
Sementara itu, Plt Kepala Bidang BKSDA Wilayah III Jember Purwantono menambahkan, pihaknya membenarkan sudah menerima elang dari sang pemilik.
Menurut dia, elang tersebut termasuk satwa yang dilindungi oleh undang-undang.
“Sekarang, sedang kami tempatnya di kandang transit karena perlu direhabilitasi,” tambah dia.
Dia menjelaskan, elang tersebut harus menjalani proses rehabilitasi lebih dulu sebelum dilepaskan ke alam liar.
Apalagi, karena satwa piaraan, sifat liar elang tersebut tentu berkurang. Untuk itu, perlu waktu yang cukup lama agar sifat liar elang itu muncul kembali.
Baca juga: Warga Hindari Tes Swab hingga Kelabui Nakes, 7 Desa di Bangkalan Diberlakukan Micro Lockdown
Adapun habitat satwa elang, kata dia, ada di kawasan hutan tropis.
Seperti di daerah Gunung Ijen yang memiliki banyak pohon tinggi. “Kawasan habitat elang ada di Ijen dan Pulau Nusabarong,” ujar dia.
Purwantono menilai tidak mudah melepasliarkan satwa elang kembali. Sebab, elang memiliki jalur tersendiri yang sudah dikenali. Di sana, elang bisa dengan mudah mendapatkan makanan sendiri.
“Setiap burung punya daerah jelajah, kalau overlap dengan burung lain bisa rebutan kekuasaan,” tambah dia.
Untuk itu, pihaknya perlu mempelajari karakter elang tersebut guna menentukan tempat yang sesuai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.