Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Nenek Adriana Mawar, Tinggal di Gubuk Reyot, Makan Kadang dari Belas Kasih Tetangga

Kompas.com - 02/06/2021, 14:44 WIB
Nansianus Taris,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Adriana Mawar (80), seorang warga RT 004 RW 002, Dusun Nangahaledoi, Desa Wairbleler, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT, sudah puluhan tahun tinggal di gubuk reyot.

Gubuk itu berdinding pelepah bambu, lantai tanah, dan beratapkan seng.

Sebagian besar dinding rumah itu sudah bolong termakan rayap. Seng gubuk itu juga sudah karat dan berlubang termakan usia.

Nenek Adriana menuturkan, di kala hujan, rumah mereka itu tak bisa ditempati karena bocor.

Baca juga: Ada Plang Banyak Setan di Jalan ke Bandara Lombok, Ini Penjelasan Polisi

 

Setiap musim hujan, ia dan tiga orang cucunya terpaksa mengungsi di tetangga.

"Untungnya, semua tetangga ini orang baik semua. Mereka sangat memahami kondisi kami di saat hujan. Mereka memberi kami tumpangan," tutur mama Adriana, kepada awak media, Rabu (2/6/2021).

Nenek Adriana menceritakan, gubuk reyot itu merupakan peninggalan sang suami yang telah lama meninggal dunia.

Ia bersama anak-anaknya tinggal di gubuk reyot itu sejak gempa tahun 1992 silam.

Karena semua anaknya telah berkeluarga, kini ia tinggal dengan tiga cucunya.

Selama sehat, ia bekerja sebagai dukun kampung, sering membantu orang-orang yang sakit.

Namun, kini, di usianya yang sudah senja, ia tak bisa lagi beraktivitas seperti biasa.

Kini, untuk kebutuhan sehari-hari, ia hanya mengandalkan satu cucu laki-laki yang berusia 26 tahun. Ia kerja serabutan.

"Yang namanya serabutan, ya, kadang ada kerja, kadang tidak. Penghasilan juga tidak jelas. Jadi, kami hidup begini adanya. Kalau dia tidak dapat uang untuk beli beras, berarti kami makan dari belas kasih tetangga," ungkap Nenek Adriana.

"Makanya ini rumah tidak bisa diperbaiki. Kami ini mau makan saja susah, apalagi mau perbaik rumah," sambung dia.

Ia pun sangat berharap kepada pemerintah desa maupun kabupaten agar bisa memperbaiki rumahnya yang nyaris roboh itu.

"Saya ini sudah tua. Tidak bisa buat apa-apa lagi. Semoga pemerintah bisa perhatikan saya dan tempat tinggal ini," pungkas dia.

Ketua RT 004 RW 002, Yohanes Nong Pas mengaku prihatin dengan kondisi Adriana.

Ia menyebut, dirinya sudah berusaha membantu nenek Adrian dengan mendaftarkan sebagai penerima program keluarga harapan (PKH).

Baca juga: Aksi Bupati Alor Marah terhadap Menteri Risma, Usir Staf Kemensos, Ancam Lempar Pakai Kursi

"Puji Tuhan, mama Adriana sudah masuk jadi penerima PKH dari Kemensos RI. Sedikit bisa membantu kebutuhan dia dan cucu-cucunya," ujar Yohanes.

Ia menambahkan, hingga kini, mama Adriana belum mendapat bantuan apapun, baik dari pemerintah desa maupun daerah.

"Harapan ke depan, pemerintah desa bisa memperhatikan mama Adriana dan keluarganya. Mereka ini menurut saya, layak dibantu," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Regional
Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Regional
Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com