BANDUNG, KOMPAS.com - Dibanding Jawa bagian tengah dan timur, representasi politik orang Sunda di tingkat nasional cenderung rendah.
Dosen Antropologi Universitas Padjadjaran (Unpad), Budi Rajab mengatakan, hal ini disebabkan adanya perbedaan pola masyarakat Sunda dengan Jawa yang sudah tercirikan sejak zaman dahulu.
"Struktur masyarakat Jawa bagian tengah dan timur cenderung memusat," ujar Budi dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (20/5/2021).
Baca juga: Digitalisasi Pita Rekaman Musik Karawitan Tan Deseng, Upaya Selamatkan Aset Budaya Sunda
Salah satu yang melatarbelakanginya adalah pola mata pencaharian masyarakat yang cenderung sebagai petani di sawah.
Masyarakat petani sawah dalam satuan politik masyarakat dunia biasanya muncul satu kekuatan besar yang menyatukan.
"Di Jawa Tengah dan Jawa Timur d kerajaan besar Mataram Kuno sampai Majapahit,” tutur dia.
Baca juga: Purwakarta Bangun Taman Giri Harja, Tempat Baru Pelestarian Budaya Sunda
Budi menuturkan, ciri masyarakat persawahan adalah mampu terkonsentrasi sehingga bisa disentralisasikan oleh satu kekuatan besar. Hal ini berbeda dengan kondisi masyarakat Sunda yang cenderung sebagai peladang.
Dengan perbedaan kondisi sosial ini, masyarakat Sunda lebih punya kekuatan yang bersifat lokal. Kekuasaan terbagi secara lokal di beberapa wilayah.