“Kami mengira daya beli rendah, ternyata daya beli tinggi. Sempat takut. Tahun ini kami pulihkan untuk tetap produksi di atas 5.000 bungkus,” kata Tutik.
Baca juga: Cerita Gunawan, Tanam Pisang Cavendish dan Raup Untung Rp 150 Juta pada Panen Pertama
Tutik terus menekuni bisnis ini sejak 2004 sampai sekarang. Pendapatan dapurnya berkali lipat tiap musim hari raya, seperti Idul Fitri sebentar lagi. Itu belum termasuk usaha jual bumbu lewat tiga market place. Permintaan via online memang tidak sebanyak penjualan di pasar, namun selalu ada setiap hari.
Berkat kegigihan ini mereka bisa menempati rumah besar dengan bangunan dinding batu. Anak-anaknya terus menapaki pendidikan yang baik, sambil ikut membantu usaha ini.
Seperti halnya Jesicca yang membantu memberi label hingga sealer bungkus plastik bumbu. Jumlahnya bisa ratusan setiap hari. Pelajar sekolah menengah atas ini mengisi waktu luang di tengah belajar.
“Selain itu juga mengirim ke pasar atau kadang belanja yang kecil, kalau yang besar bagian Ibu,” kata Jessica.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.