Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkah Ramadhan, 1 Ton Manisan Produksi Watawalani di Binjai Tembus Pasar Sumatera hingga Papua

Kompas.com - 10/05/2021, 16:07 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Mengolah 13 jenis manisan

Perempuan yang akrab dipanggil Lani itu menjelaskan, ada lebih dari 13 jenis buah yang diolahnya menjadi manisan. Mulai dari buah pala, asam gelugur, cabai, pare, renda, bunga pepaya, kecapung, jambu hutan, kolang-kaling, tomat, mangga, wortel, dan banyak lagi. "

"Lebih lah dari 13 jenis buah. Bahan yang sulit itu buah kecapung, bunga kates karena bunga kates kan cari yang muda," katanya. 

Dijelaskannya, buah-buah yang memiliki rasa asli asam, manis, hingga pedas itu diolah dengan waktu berlainan. Ada yang hitungan hari hingga yang dua mingguan.

"Buah gundur, pepaya, kecapung, mangga itu hanya makan waktu 2 hari aja. Yang lama itu bunga kates, asam glugur, pala, sama buah renda karena menghilangkan getah dan pahitnya," katanya.

Terkendala pengiriman

Bunga kates ini merupakan salah satu bahan yang dijadikan sebagai manisan oleh Watawalani Rangkuti (36). Lebih dari 1 ton manisan dari lebih 13 jenis buah diproduksinya dan dipasarkan hingga ke Papua.KOMPAS.COM/DEWANTORO Bunga kates ini merupakan salah satu bahan yang dijadikan sebagai manisan oleh Watawalani Rangkuti (36). Lebih dari 1 ton manisan dari lebih 13 jenis buah diproduksinya dan dipasarkan hingga ke Papua.
Dijelaskannya, saat ini yang menjadi kendalanya adalah transportasi. Biasanya dia bisa mengirim melalui jasa pengiriman satu hari sampai, namun kini terpaksa harus ikut dengan kargo yang pengiriman memakan waktu lebih lama hingga 5 hari. 

"(pengiriman menjelang lebaran) lebih dari 1 ton ke Kalimantan, Palembang, Bengkulu, Medan, Pekanbaru, Medan, Papua. Baru kemarin (terkendala). Biasanya bisa lancar, dari terminal Binjai tak bisa lagi," katanya. 

Dia berharap agar pandemi Covid-19 bisa segera berlalu dan bus (atau jasa pengiriman) tidak ditutup. Pasalnya jika pengiriman keluar kota terhambat, maka orderan juga terkendala.

"Harusnya awak terima lagi orderan kan, akhirnya mereka berhenti karena tak bisa melalui bus. Mau lebaran ini pengiriman membludak. jadi terhambat. Harusnya 5 hari bisa lebih. Kalau ke Tebingtinggi, Siantar, Kisaran, masih bisa pake kargo kereta api," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com