Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkah Ramadhan, 1 Ton Manisan Produksi Watawalani di Binjai Tembus Pasar Sumatera hingga Papua

Kompas.com - 10/05/2021, 16:07 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sejumlah orang terlihat datang dan pergi di sebuah rumah di Jalan H. Hasan, Kelurahan Limau Sundai, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai akhir pekan lalu.

Di antara mereka, ada yang datang berulang kali untuk mengambil pesanan manisan dari pemilik rumah, Watawalani Rangkuti (36).

Keramaian itu terjadi setiap hari dan semakin ramai menjelang Lebaran. 

Satu di antaranya adalah Tari. Saat itu, dia terlihat buru-buru setelah membawa beberapa kilogram manisan dari berbagai jenis buah untuk dijual kembali. Dia sudah lama menjadi reseller manisan yang dibuat Watawalani Rangkuti.

"Iya, buru-buru soalnya ini pesanan orang harus cepat diantar. Nanti balik lagi. Rasanya renyah, rapuh. Enak aja itu dimakan," katanya sembari bergegas menuju sepeda motornya. 

Baca juga: Pesanan Kopiah Melimpah, Berkah Ramadhan bagi Perajin Cianjur

Reseller lainnya, Fitrianingsih mengatakan, pada masa Lebaran ini biasanya dia hanya bisa menjual paling sedikit 100 kg.

Masa pandemi, menurutnya membawa berkah dengan hasil penjualan yang terus meningkat sejak sebelum Ramadhan. Orang membeli sebelum lebaran atau di saat Ramadhan sebagai bahan tester. 

"Pandemi bisa sampai 250 kg. Tahun ini alhamdulillah biarpun masih pandemi malah meningkat dari reseller karena pengiriman bisa keluar kota, ke Palembang, Pekanbaru, Aceh, Subussalam. Kemarin sampai ke Jawa Timur, Cilegon. Meningkatnya dari sebelum Ramadhan untuk tester. Pucaknya saat sekarang ini, pas mau Lebaran 200 persen meningkat," ungkapnya.

Baca juga: Cerita Berkah Ramadhan di Kampung Caruluk, Sentra Produksi Kolang-kaling Turun-temurun di Cianjur

 

Sudah 9 tahun berproduksi

Watawalani Rangkuti (36) menunjukkan buah renda yang sudah dijadikan manisan. Selama Ramadhan, dia bisa memproduksi lebih dari 1 ton manisan yang dibuat dari lebih 13 jenis buah. Manisan yang diproduksinya dipasarkan hingga ke Papua.KOMPAS.COM/DEWANTORO Watawalani Rangkuti (36) menunjukkan buah renda yang sudah dijadikan manisan. Selama Ramadhan, dia bisa memproduksi lebih dari 1 ton manisan yang dibuat dari lebih 13 jenis buah. Manisan yang diproduksinya dipasarkan hingga ke Papua.
Watawalani Rangkuti menjelaskan, dirinya sudah memulai usaha sehak 9 tahun yang lalu dengan jumlah sedikit demi sedikit secara door to door. Hingga berlanjut dengan adanya orang yang mau menjualkannya.

Semakin banyak permintaan, membuatnya hanya punya waktu untuk membuatnya di rumah dan reseller yang bekerja memasarkannnya secara luas. 

"Awalnya setiap mau lebaran, bingung mencari usaha. Untuk tambahan mau lebaran selalu kesulitan. Jadi mula-mula buat sikit. Datang door to door jumpai kawan, nawarkan. Selanjutnya, awak di rumah aja ngerjakannya. Reseller yang jual," katanya. 

Baca juga: 5 Tips Agar Jualan Online Ramadhan Laris Manis

Laris manis sejak jualan "online"

Dijelaskannya, dia berjualan setiap hari secara online. Dia memiliki reseller di Medan, Palembang, Pekanbaru, Kalimantan hingga Papua. Menurutnya, penjualan secara online mengalami peningkatan.

"Tapi kalau online memang awak akuin meningkat. Di Covid ini penjualan online naik, meningkat, pengiriman meningkat. Door to door-nya kurang. Karena orang takut nerima reseller ke rumah, agak kurang," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute dan Tarif Bus Gunung Harta Solutions Executive Jakarta-Blitar

Rute dan Tarif Bus Gunung Harta Solutions Executive Jakarta-Blitar

Regional
Indeks SPM Bidang Pendidikan HST Tertinggi Se- Kalsel, Bupati Aulia: Gambaran Pendidikan

Indeks SPM Bidang Pendidikan HST Tertinggi Se- Kalsel, Bupati Aulia: Gambaran Pendidikan

Regional
Sidak ke Toko Modern, Tim Gabungan di Solo Temukan Makanan Kedaluwarsa yang Masih Dijual

Sidak ke Toko Modern, Tim Gabungan di Solo Temukan Makanan Kedaluwarsa yang Masih Dijual

Regional
TNI AL Sita Rokok Ilegal Senilai Rp 2 Miliar di Labuan Bajo

TNI AL Sita Rokok Ilegal Senilai Rp 2 Miliar di Labuan Bajo

Regional
Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Regional
PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

Regional
2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

Regional
131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

Regional
Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Regional
Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Regional
Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Regional
Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Regional
Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Regional
Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Regional
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com