Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Santet Berembus di Lapas Merauke, 2 Napi Tewas Dikeroyok, Dicurigai Punya Ilmu Hitam

Kompas.com - 10/05/2021, 07:16 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Sejak Maret hingga Mei 2021, beberapa warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II B Merauke meninggal.

"Kalau sesuai dengan surat keterangan dari petugas kesehatan Lapas, yang meninggal dunia itu ada karena usus buntu, sesak napas, asam lambung, gangguan jantung," ujar Plh Kepala Lapas Klas II B Merauke, Adhi Nugroho Utomo

Meski hasil pemeriksaan medis menyatakan bahwa mereka meningggal karena punya riwayat penyakit, sebagian warga binaan tak memercayainya.

Baca juga: Dituduh Miliki Ilmu Hitam, Dua Napi Lapas Merauke Tewas Dikeroyok

Mereka menuding, kematian tersebut disebabkan oleh ilmu hitam.

Para warga binaan beranggapan, kasus seperti itu tak pernah terjadi sebelumnya.

"Karena meninggalnya beberapa orang ini baru terjadi di Lapas Merauke di situasi pandemi ini. Tapi banyak warga binaan kami yang memiliki kepercayaan-kepercayaan memaknai kematian ini fenomena ilmu hitam," tuturnya saat dihungi Kompas.com, Minggu (9/5/2021) dini hari.

Baca juga: Dituduh Maling Usai Mobilnya Senggol Motor, Pekerja Pemasang CCTV Tewas Diamuk Massa

 

Dua napi dikeroyok

Ilustrasi pengeroyokanLADBIBLE Ilustrasi pengeroyokan

Ada dua nama narapidana (napi) yang dicurigai punya kemampuan menyantet, yakni Melianus Gebze dan Sebastian Basik-Basik.

Isu tersebut kian kencang berembus usai kematian salah seorang warga binaan. Yosef Erwin Tatimio meninggal di rumah sakit pada Sabtu pukul 14.15 WIT.

Sebagian besar warga binaan percaya bahwa Melianus dan Sebastian adalah dalang di balik kematian tersebut.

Akibatnya, pengeroyokan terhadap Melianus dan Sebastian tak terhindarkan.

Pengeroyokan ini diduga telah direncanakan. Pasalnya, pagar blok 3 dan 4 dikunci oleh para napi.

Alhasil, petugas tak bisa menghentikan aksi pengeroyokan itu.

Usai pengeroykan, Melianus dan Sebastian ditemukan tak bernyawa pada Sabtu (8/5/2021) pukul 16.25 WIT.

Baca juga: Tercebur ke Septic Tank Sedalam 6 Meter, 3 Orang Tewas, Ini Kronologinya

Situasi berhasil dikendalikan usai polisi datang

Ilustrasi Polisi KOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi Polisi

Saat maghrib, situasi di Lapas Merauke berhasil dikendalikan setelah polisi datang. Personel kepolisian kemudian melakukan razia.

Ada sebelas orang yang dimintai keterangan terkait peristiwa tersebut.

Mereka terdiri dari delapan warga binaan dan tiga petugas lapas.

Polisi juga membawa barang bukti berupa buku-buku milik dua korban. Oleh para napi, buku itu disebut berisi mantra ilmu hitam.

Mengenai tewasnya dua napi tersebut, pihak lapas meminta keluarga agar menyerahkan kasus ini kepada polisi.

"Kita serahkan kepada penegak hukum untuk bekerja mengungkap siapa pelaku-pelaku dari massa yang keroyok dan motif sesungguhnya," tutur Adhi.

Baca juga: Tragedi Sate Beracun, Salah Sasaran Berujung Tewasnya Anak Pengemudi Ojol

 

Jumlah petugas lapas tak sebanding dengan napi

Ilustrasi penjara.The Guardian Ilustrasi penjara.

Disinggung soal pengamanan di lapas, Adhi mengatakan petugas lapas sudah berusaha menghentikan pengeroyokan, tetapi mereka tak bisa memasuki ruang tahanan karena aksesnya dikunci oleh napi.

Selain itu, jumlah petugas lapas yang tidak sebanding dengan warga binaan turut menjadi masalah.

Kata Adhi, Lapas Klas II B Merauke mempunyai jumlah pegawai lapas sebanyak 60 orang yang terbagi di empat seksi, yakni seksi pembinaan, tata usaha, administrasi keamanan dan ketertiban, serta kepala pengamanan lapas.

Baca juga: Fakta-fakta Ledakan Mercon di Ponorogo, Terdengar hingga 7 Kilometer, 2 Peracik Tewas

Sedangkan di sana terdapat 324 warga binaan, yang terdiri dari 266 narapidana dan 59 tahanan.

"Kapasitas 319 orang, dengan 34 kamar dengan empat blok. satu dan dua blok lama, serta tiga dan empat blok baru. Jadi apa yang sudah dilakukan kami dengan beberapa pengendalian tersebut belum dapat diterima oleh pihak warga binaan," ungkapnya.

Adhi menyampaikan, saat isu itu merebak, pihaknya telah berusaha mengantisipasi dengan cara mengadakan pertemuan antara para napi, tokoh agama, dan tokoh adat.

Baca juga: Tragis, Bocah 2 Tahun Tewas Dianiaya Ibu dan Selingkuhannya, Pelaku Mengaku Melihat Roh Jahat di Tubuh Korban

Lalu, pada 29 April, pihak lapas kembali menyelanggarakan doa bersama.

Lapas juga memberikan pemahaman kepada napi bahwa penyebab kematian beberapa warga binaan karena sakit.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Arditra | Editor: Dheri Agriesta)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com