KOMPAS.com - Rekaman video yang memperlihatkan aksi premanisme yang terjadi di Pasar Jepon, Blora, Jawa Tengah, viral di media sosial.
Dalam rekaman video tersebut, sejumlah preman yang diketahui merupakan anggota dari organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila itu berusaha memalak para pedagang.
Korbannya yang merupakan ibu-ibu pedagang di pasar tersebut sontak histeris dan berusaha meminta pertolongan.
Baca juga: Video Aksi Premanisme ke Ibu-ibu Pedagang Pasar Jepon Blora Viral di Medsos
Salah seorang korban, Masrindo Sinaga mengatakan, kasus premanisme itu terjadi pada Kamis (6/5/2021) pagi.
Saat kejadian itu, dirinya yang baru saja tiba di pasar tersebut mendadak didatangi oleh empat orang pelaku yang turun dari mobil dengan menggunakan kaos hitam bertuliskan nama ormas PP.
"Terus saya didatangi sama preman yang mabuk ini, dan mau meminta tas saya, saya juga diminta untuk masuk ke mobil," terangnya.
Baca juga: Pemuda Pancasila Blora Bantah Anggotanya Terlibat Aksi Premanisme di Pasar Jepon
Meski demikian, dirinya menolak menuruti permintaan para pelaku tersebut.
Saat kejadian itu dirinya dan sejumlah pedagang lain sempat dipaksa menyerahkan uang senilai Rp 1.000.000. Namun karena tidak punya uang, para pedagang hanya menyanggupi membayar Rp 400.000.
Masrindo mengatakan, selama puluhan tahun berjualan di pasar tersebut baru kali ini ada aksi premanisme. Terlebih lagi pelakunya dari anggota ormas.
Menyikapi hal itu, dirinya menolak pasrah dan memilih melaporkannya kejadian itu ke aparat kepolisian.
"(Berjualan) sudah lama sekitar 1997, kejadian ini baru pertama kali, mungkin mereka mencoba karena dikira kita akan menyerah," jelasnya.
Terkait kasus tersebut, saat ini sudah ditangani pihak kepolisian dan pelaku sudah diamankan untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut.
Baca juga: Anggota Polisi Diduga Melakukan Pungli kepada Pengendara di Pos Penyekatan Mudik, Kapolsek Membantah
Terpisah, ketua Pemuda Pancasila (PP) Blora Munaji membantah anggotanya melakukan aksi premanisme.
Terkait dengan kejadian yang terjadi di Pasar Jepon, ia mengatakan semata-mata sebagai respons atas banyaknya aksi rentenir yang meresahkan.
"Cuman konteksnya adalah kejadian di Pasar Jepon itu kaitannya dengan merajalelanya rentenir di wilayah Pasar Jepon," ujar, Kamis (6/5/2021).
Menurutnya, aksi yang dilakukan rentenir di pasar itu tak bisa dibiarkan karena dapat merugikan para pedagang.
"Karena bagi kita itu juga termasuk kejahatan ekonomi, karena notabenenya izin enggak ada, apalagi ada Covid yang menyebabkan ekonomi melemah, jangan sampai itu dimanfaatkan oleh segelintir oknum rentenir ini," katanya.
Baca juga: Polres Puncak Diberondong Tembakan KKB, Tak Ada Korban Jiwa dan Aparat Memilih Diam
Adapun video viral terkait dugaan aksi premanisme itu, Munaji mengatakan belum benar terjadi unsur pemerasan dari anggotanya.
Pasalnya, anggotanya yang terlibat dalam kasus itu mengaku belum mendapatkan uang dari para rentenir tersebut.
Oleh karena itu, pihaknya siap menghadapi proses hukum yang dilaporkan oleh para rentenir tersebut.
"Kalau laporan itu benar, silakan laporan secara hukum, kita hormati hukum. Tapi kalau laporan itu tidak benar dan tindak pidana pemerasan itu belum dilakukan, awas kita akan tuntut balik nanti, ini negara hukum," jelasnya.
Penulis : Kontributor Blora, Aria Rusta Yuli Pradana | Editor : Dony Aprian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.