Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Jejak Kapal Van der Wijck yang Tenggelam Tahun 1936 di Perairan Lamongan

Kompas.com - 01/05/2021, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pada tahun 1938, Buya Hamka menulis novel yang bejudul Tenggelamnya Kapal Van der Wijck

Novel tersebut diterbitkan sebagai cerita bersambung di rublik "Feuilleton" majalah Pedoman Masyarakat.

Dikutip dari kemdikbud.go.id, pada tahun 1939, cerita bersambung tersebut dikumpulkan oleh Syarkawi dan diteritkan di Medan oleh Penerbit Centrale Courant pada tahun 1939.

Novel ini menceritakan Zainudin dan Hayati, sepasang kekasih yang terhalang cintanya karena adat Minangkabau yang terkenal kukuh.

Baca juga: Tim Ekspedisi Temukan Titik Diduga Lokasi Kapal Van Der Wijck

Lalu pada tahun akhir tahun 2013, Film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck yang diadaptasi dari Novel Buya Hamka ditayangkan.

Film berdurasai 2 jam 35 menit itu tayang perdana pada 19 Desember 2013 itu menyedot banyak perhatian penikmati film.

Dalam tujuh hari pemutaran, film yang dibuat oleh Soraya Intercine Film tersebut ditonton oleh 570 ribu penonton.

Baca juga: Benarkah Kapal Van der Wijck Tenggelam di Perairan Lamongan? 13 Orang Ini Akan Membuktikan

Van de Wijck bukan hanya ada dalam novel

Banyak yang menyangka Kapal Van de Wijck adalah cerita fiksi. Padahal kapal tersebut benar-benar ada.

Kapal tersebut milik maskapai Belanda. Nama Van der Wijck diambil dari nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang berkuasa dari tahun 1893 hingga 1899 yang bernama Carel Herman Aart van Der Wijck.

Dikutip dari Surya.co.id, Kapal Van der Wijck adalah kapal uap milik Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) dibuat oleh Maatschappij Fijenoord, Rotterdam tahun 1921.

Baca juga: TKI yang Pulang ke Lamongan Bakal Dikarantina di Rusunawa

Saat itu kapal melayani rute kawasan perairan di Hindia Belanda dan merupakan cikal bakal pelayaran nasional Indonesia (Pelni).

Sayangnya pelayaran kapal mewah tersebut berakhir di Perairan Lamongan, Jawa Timur tepatnya di 12 mil dari Pantai Brondong, Lamongan.

Pada 20 Oktober 1936, Kapal Van Der Wijck tenggalam saat berlayar dari Bali menuju Semarang dan akan singgah di Surabaya.

Diperkirakan saat itu Kapal Van Der Wijck bermuatan banyak barang berharga

Baca juga: Unik, ASN di Lamongan Ramai-ramai Pakai Jersey Persela Saat Dinas

Monumen Van Der Wijck di Lamongan

Ilustrasi kapal armada PortugisRoyal Museums Greenwich Ilustrasi kapal armada Portugis
Saat kapal tersebut tenggelam, warga yang tinggal di pesisir Pantai Brondong berusaha menyelamatkan para penumpang Kapal Van der Wijck.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com